Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Alasan Datsun Redi-GO Bukan Untuk Indonesia

Kompas.com - 13/10/2015, 18:27 WIB
Febri Ardani Saragih

Penulis

Jakarta, KompasOtomotif – Model ketiga Datsun Indonesia bukan versi produksi konsep Redi-Go yang sudah diperkenalkan di India dan dikatakan punya banyak kesamaan dengan crossover mini terbaru Renault, Kwid. Hal itu dikonfirmasi oleh Global Head of Datsun Vincent Cobee, di Jakarta, Selasa (13/10/2015).

Kami akan memperkenalkan model ketiga untuk India dan itu akan terinspirasi dari konsep Redi-GO. Kami bertanya pada diri sendiri apakah konsep Redi-GO cocok dengan permintaan Indonesia. Sejauh ini jawabannya adalah tidak terlalu yakin,” ungkapnya di hadapan wartawan.

Model ketiga Datsun Indonesia akan lebih disesuaikan dengan permintaan lokal, sebut Cobbe. “Mobil ketiga akan lebih fungsional dari Go dan Go+ yang mengarah ke lifestyle dan adventure daripada mobil lebih kecil seperti konsep Redi-GO,” katanya.

Renault Renault Kwid, menjadi crossover murah aliansi Renault-Nissan yang kemungkinan diadopsi Datsun.
Redi-GO meluncur di India dalam wujud konsep saat Delhi Auto Expo digelar pada Januari 2014. Dimensi versi produkinya lebih kecil serta lebih murah untuk mengisi posisi di bawah GO dan GO+. Belakangan diketahui, Redi-GO disiapkan dengan mesin 3-silinder 0,8L yang sama seperti Renault Kwid.

Rencana model ketiga untuk Indonesia beda dengan India sesuai visi Datsun yang selalu mendatangkan inovasi seperti menghadirkan model MPV dengan kapasitas sampai tujuh penumpang untuk segmen low cost green car (LCGC). Hingga saat ini Datsun Indonesia adalah satu-satunya merek yang menjual MPV sekaligus satu-satunya merek yang menjual dua model di segmen LCGC.

Datsun Datsun on-Do
Peluang Redi-GO untuk Indonesia diibaratkan sama dengan model sedan on-DO yang dijual khusus untuk Rusia. Kedua model itu dianggap masa lalu dan tidak sesuai dengan pandangan Datsun yang selalu ke depan.

“Ada yang bertanya apakah kami akan memperkenalkan sedan, saya pikir itu masa lalu. Saya tidak punya alasan kenapa harus berinvestasi pada masa lalu. Saya pikir masa depan adalah fleksibilitas dan pengembangan hidup,” ungkap Cobee.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau