Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kekurangan Sentul di Mata Pebalap untuk MotoGP

Kompas.com - 07/09/2015, 12:04 WIB
Donny Apriliananda

Penulis

Jakarta, KompasOtomotif – Sirkuit Internasional Sentul sebagai satu-satunya sirkuit kebanggaan masyarakat Indonesia siap berbenah agar menjadi lokasi yang ideal untuk para pebalap demi menggelar event MotoGP pada 2017 mendatang. Menurut para pebalap, satu hal yang menjadi salah satu titik berat untuk diperbaiki, yakni karakter sirkuit.

M Fadli Imammuddin, pebalap senior Indonesia, mengatakan bahwa karakter Sentul kuat sekali dengan ”stop and go”. Beberapa tikungan, menurut Fadli, harus diubah. ”Kalau gak salah, yang saya tahu, (tikungan) ’S kecil’ dihilangkan, lalu dibuat speed cornering,” ujar Fadli, Senin (7/9/2015).

Pebalap tim Astra Honda Racing Team itu berpendapat bahwa Sentul tidak punya tikungan panjang yang bisa dilibas dengan kecepatan tinggi. Hampir semua tikungan berkarakter ”rem kuat-gas pol”, pebalap dipaksa mengerem sekuatnya lalu buka gas sekuatnya lagi.

”Satu lagi, Sentul harus punya run-off (sisi aspal pada tikungan sebelum menyentuh gravel). Ini penting kalau misalnya hilang kendali, pebalap bisa punya kesempatan recovery, gak langsung gravel yang udah susah mengontrol sepeda motor,” ujar Fadli.

Ternyata, apa yang dikeluhkan Fadli hampir sama dengan pandangan Galang Hendra Pratama, pebalap Yamaha Factory Racing Team. Sentul lebih cocok dipakai untuk sepeda motor 250 cc dan 150 cc karena karakternya yang stop and go.

”Kalau sepeda motor besar seperti 600 cc atau 1.000 cc, stop and go di tikungan terasa (berat) sekali. Motor MotoGP kan sudah canggih dan kencang semua. Susah kalau terlalu banyak stop and go. Pengennya dibuat lebih banyak tikungan rolling speed saja,” ujar Galang.

Soal sisi keamanan dan fasilitas, Galang meyakini sudah pasti dirombak mengikuti standar internasional. ”Renovasi semua sudah pasti. Paling penting kualitas aspalnya yang harus semakin baik. Sering dibuat event internasional, minimal Asia,” kata Galang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com