1. Sabuk pengaman
Menggunakan sabuk pengaman setiap berkendara adalah kewajiban dan kebiasaan sehat. Fitur standar mobil ini mirip petugas keamanan "ring satu" karena posisinya berada paling dekat dengan penumpang.
2. Gangguan mengemudi
Salah satu dampak negatif perkembangan teknologi komunikasi dan media sosial, hampir semua aktivitas bisa dilakukan di mana dan kapan saja. Namun, bila dilakukan saat berada di balik kemudi, dipastikan bakal mengurangi respons terhadap kondisi perjalanan. Tentunya bisa menimbulkan potensi kecelakaan.
3. Peraturan lalu lintas
Marcell mencontohkan, aksi "nakal" pengendara paling kerap ditemui di jalan tol. "Hampir rata-rata pengendara di jalur bebas hambatan mengabaikan ketentuan kecepatan maksimal. Di dalam kota 80 kpj, kalau luar kota 100 kpj," jelas Marcel.
Ia menekankan, kondisi paling berbahaya saat di dalam tol bukan seberapa cepat laju mobil, tetapi seberapa besar perbedaan kecepatan kita dengan pengendara lain. "Semakin cepat Anda berkendara maka semakin jauh Anda akan berhenti. Bahkan perbedaan 5 kpj saja hasilnya bisa sangat berbeda," tegasnya.
4. Blind spot
Jangan memosisikan mobil kita di area tak terlihat (blind spot) mobil depan. Artinya, di lokasi yang tidak bisa dilihat lewat spion. "Saat ingin menyusul, jangan terlalu lama berada di belakang mobil depan, selalu berikan sinyal lampu jauh atau klakson sebelum melakukan," tambah Rosliana Ginting, Training Director Real Driving Centre lainnya.
5. Bersikap positif
Artinya, pengemudi harus menjaga emosi, tidak terpancing untuk ugal-ugalan bila ada mobil lain yang agresif. "Anggap saja pengemudi memang terburu-buru karena ada urusan mendadak, misalnya sedang mengantar ibu yang ingin melahirkan," celoteh Rosliana.
6. Stop tailgaiting
"Satu hal yang bisa membuat pengendara lain kesal, yaitu saat kita terus-terusan 'menempel' dari belakang. Yang berbahaya, kita tidak selalu tahu apa yang akan dilakukan mobil di depan, ini berisiko tabrakan bila hanya mengandalkan reaksi kita," urai Rosliana.