KOMPAS.com – Bukan cuma Jakarta, urusan kemacetan parah juga menjadi masalah di banyak kota di dunia. Setidaknya itu bisa dilihat dari survei terbaru tentang tingkat kemacetan kota-kota di dunia.
Survei ini mengukur kondisi lalu lintas di 78 kota di Asia, Australia, Eropa, Utara dan Selatan Amerika. Namun, survei ini tidak memasukkan India dan Vietnam.
Data survei dikumpulkan dari jutaan pengguna alat navigasi TomTom di dunia. Lalu di tiap-tiap kota, dihitung jumlah rata-rata kendaraan berhenti per kilometernya. Hasil itu lalu dikalikan dengan rata-rata jarak tempuh pengemudi per tahun.
Berdasarkan survei tersebut, dua kota di Indonesia masuk jajaran lima besar. Berikut urutan 5 sampai 1 kota-kota paling macet di dunia:
5. St Petersburg, Rusia
Hingga 1918, St Petersburh pernah menjadi ibu kota Uni Soviet. Sejak itu, kota ini memang telah menjadi pusat industri.
Tak heran, hingga saat ini St Petersburg menjadi kota metropolitan terbesar kedua di Rusia dan keempat terbesar di daratan Eropa. Setiap hari, bus di sana mengangkut hingga 3 juta penumpang.
Namun, walaupun transportasi air dan kereta rutin beroperasi, kemacetan tetap terjadi. Menurut survei, pengemudi di kota berpenduduk 4,8 juta jiwa ini harus mengerem kendaraannya sebanyak 29.040 kali per tahun.
Bahkan, pada jam-jam sibuk, mereka masih harus menambah waktu tempuh selama 29 menit. Dalam setahun, warga St Petersburg menghabiskan rata-rata 110 jam dalam kemacetan.
4. Surabaya, Indonesia
Kota Arek Suroboyo ini mengalami pertumbuhan kendaraan bermotor yang luar biasa. Pada 2012 saja, jumlah total kendaraan bermotor tercatat mencapai 2,2 juta unit. Sementara itu, panjang jalan Surabaya hanya 2.102 kilometer saja.
Lantaran para pengemudi Surabaya menginjak rem sebanyak 29.880 kali per tahun, Surabaya pun harus puas bertengger di posisi ke-4. Prestasi tak memuaskan ini mendorong Wali kota Surabaya Tri Rismaharini atau Risma melakukan berbagai perbaikan.
Mulai 2014, jam kerja pasar tumpah Keputran dan beberapa lokasi lain dibatasi dari pukul 21.00 WIB hingga 05.00 WIB saja. Di tahun ini, Risma juga memantau langsung 400 titik rawan macet melalui layar televisi berukuran 40 inch di kantornya.
3. Kota Meksiko, Meksiko
Penduduk surga telenovela ini harus menghentikan kendaraan sebanyak 30.840 kali per tahun. Perjalanan yang seharusnya hanya ditempuh 30 menit, harus memakan waktu hingga dua kali lipat saat jam-jam sibuk di malam hari.
Rata-rata kecepatan mobil di Kota Meksiko hanya 17 km/jam saja. Tidak aneh, pengendara menjadi kesal dibuatnya. Bahkan , kerugian akibat macet bahkan mencapai 2,5 miliar dolar AS atau setara Rp 33.2 triliun di tahun 2012.