Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Toyota dan Honda Terguncang di AS

Kompas.com - 16/02/2015, 10:00 WIB
Agung Kurniawan

Penulis

Detroit, KompasOtomotif - Toyota dan Honda mengalami guncangan cukup hebat sampai harus mengurangi kapasitas produksi pabrik di Pantai Barat (Weast Coast) wilayah Amerika Serikat (AS), mulai pekan ini. Perselisihan yang terjadi di 29 pelabuhan pengiriman di wilayah itu membuat jadwal pengiriman mobil-mobil hasil produksi terputus.

Mulai pekan ini, Honda akan mengurangi kapasitas produksinya di pabrik Ohio, Indiana, dan Ontario. Minimnya pasokan komponen akibat ketegangan pekerja di pelabuhan, memaksa Honda harus menjaga lini produksi tetap berjalan, tukas juru bicara Honda Mark Morrison.

Beberapa pasokan komponen seperti sistem elektronik dan transmisi mulai terhambat. "Di Honda, kami akan terus bekerja menjaga alur pasokan dari pabrik di Amerika Utara, termasuk mencari moda transportasi (distribusi) lain, agar tetap bisa menjaga produksi bagi konsumen," beber Morrison, dilansir Autonews (13/2/2015). Situasi ini dipastikan segera berpengaruh pada fasilitas Honda lain di Amerika Utara dalam waktu dekat jika terus berlangsung.

Honda bahkan mulai mengalihkan pasokan komponen via transportasi udara dan pengiriman truk khusus untuk komponen vital, sejak Januari 2015. Total ada enam pabrik Honda yang akan mengalami penurunan produksi.

Toyota

Kondisi serupa dialami Toyota North American pada pabrik-pabriknya yang juga mulai mengalami penundaan pengapalan produk. Produsen mobil terbesar di dunia ini, mengaku mulai menghapus jam kerja lembur pada shif malam di sebagian besar pabriknya.

"Sebagai upaya meminimalisir gangguan produksi, Toyota mulai mengirim eksperdisi via udara, metode standar yang biasa kami lakukan. Kami terus akan memantau jalannya situasi ini," tulis Toyota dalam keterangan resminya.

Subaru juga terkena dampak, mulai menggunakan kargo udara untuk memasok kebutuhan komponen mulai bulan pertama di 2015. Fuhi Heavy Industries, selaku holding Subaru menyatakan, dengan pengalihan pasokan melalui udara, membuat ongkos produksi lebih mahal hingga 7 miliar yen per bulan, jelas Mitsuru Takahashi, CEO Subaru kepada Bloomberg, pekan lalu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com