JAKARTA, KOMPAS.com - Empat seri berlalu performa Honda masih terpuruk di MotoGP 2024. Para pebalap tim pabrikan Repsol Honda dan satelit LCR Honda hanya mampu berada di barisan bawah saat finis.
Komentator dan pengamat MotoGP, Neil Hodgson, menyarankan Honda untuk fokus pengembangan motor menyongsong peraturan baru yang akan mulai bergulir pada musim 2027.
Baca juga: Tesla Cybertruck Versi Tiongkok, Tenaga Diklaim 1.305 TK
Pabrikan Jepang itu diminta untuk fokus pada peraturan baru musim 2027, dengan alasan bahwa Honda tidak akan bisa menang sampai musim 2026.
“Mereka berada di lubang yang besar, lubang yang sangat besar. Cara mereka memulai musim ini sangat jauh dari kecepatannya," ucap Hodgson dilansir dari Crash, Senin (6/5/2024).
Krisis di Honda memang makin parah. Honda yang merupakan pemegang juara terbanyak di MotoGP tak berdaya dalam empat musim terakhir. Bahkan sampai ditinggal pebalap andalannya Marc Marquez yang pindah ke Ducati.
“Di Amerika, empat Honda adalah empat bek (posisi bawah). Menjadi lambat adalah satu hal, menjadi lambat dan gagal adalah hal lain," ujar Hodgson.
Baca juga: Chery Siap Luncurkan MPV Listrik di China, Harga Rp 900 Juta
“Hal ini memberi tahu Anda bahwa para pebalap masih berusaha keras, masih memberikan segalanya dan jatuh. Tersingkir dari posisi terakhir hampir terdengar seperti sebuah lelucon, namun itulah posisi mereka saat ini," ujarnya.
Mentan pebalap yang meraih Juara Dunia World Superbike 2003 bersama Ducati tersebut mengatakan, Honda harus menggunakan hak konsesi sebaik mungkin.
Bahkan dibandingkan Yamaha, kata Hodgson, yang saat ini hanya punya dua motor di lintasan masih lebih baik ketimbang Honda.
Baca juga: KTM Amankan Pedro Acosta Untuk Musim Depan
“Tetapi mereka melakukan banyak hal, dan itulah yang harus mereka lakukan sekarang," ujar Hodgson.
“Mereka harus menghapus musim ini. Menurut pendapat saya, mereka mungkin juga mencoba berbagai hal setiap akhir pekan. Mereka harus. Untuk mempercepat (pengembangan)," ujarnya.
“Kami tahu mereka mendapat kelonggaran sehingga mereka harus melakukan lebih banyak pengujian, tapi mereka mungkin juga menggunakan ban untuk balapan akhir pekan sebagai pengujian," katanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.