Beda dari kebanyakan bus kompak yang ada di Indonesia, Sprinter punya desain monokok yang dianggap memberikan banyak kelebihan. Hal paling utama adalah kestabilan mengemudi, selain itu seluruh bodi dasar bisa dilapisi lapisan anti karat yang diklaim tahan hingga sepuluh tahun. Dengan begitu, biaya perawatan Sprinter bisa ditekan.
"Industri bus telah memasuki level baru untuk kenyamanan dan keamanan, Sprinter beda konsep dibuat menggunakan monokok yang dibuat langsung dari para insinyur di Jerman. Jadi konsumen Indonesia bisa membuat interior dengan bantuan karoseri namun di bawah pengawasan kita," jelas Olaf Petersen Director Sales Commercial Vehicle Department MIB saat peluncuran.
Mercedes-Benz Sprinter 315 CDI dilengkapi mesin OM 651 DE 22 LA, 2.2L, turbocharger ganda, 150 tk dan torsi 330 Nm. Seluruh kemampuan disalurkan ke kedua roda belakang dibantu transmisi manual 6-percepatan untuk menggerakan total berat kotor 3.880 kg.
Soal fitur keselamatan, kendati ada yang dikurangi dari versi Jerman, Sprinter dilengkapi perlengkapan standar seperti Adaptive ESP (Electronic Stability Program), yang mengkombinasikan fitur Anti-lock Braking System (ABS), Acceleration Skid Control (ASR), Electronic Brake-force Distribution (EBD) dan Brake Assist (BA). Untuk fitur keamanan aktif, Sprinter punya kantung udara buat kedua penumpang depan.
MBI mengatakan jarak lantai hingga atap di kabin 1,9 meter, lega bahkan untuk turis yang biasanya punya postur tinggi. Sprinter diharapkan menjadi alternatif buat kendaraan wisata.
Meski sudah diperkenalkan, patokan harga belum disebutkan. Adri Budiman Deputy Director Bus & Van Sales, Sales Operation Commercial Vehicle MBI mengungkapkan, ketentuan harga bisa berbeda untuk setiap pemesanan karena disesuaikan dengan permintaan.
"Kami tahu dari sisi harga memang berbeda dengan model lain di Indonesia. Kami memang tidak berharap semua konsumen minibus untuk pindah ke Sprinter, kami perlu mencari konsumen yang menghargai nilai-nilai Sprinter," tutup Olaf.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.