Namun pemerintah Jepang memainkan peran penting dalam pembangunan negara itu setelah Perang Dunia Kedua, dengan menjaga suku bunga pajak tetap rendah guna mendorong para pengusaha perintis. Pemerintah juga mengizinkan kompetisi pada sektor-sektor yang dipegang perusahaan pemerintah ketimbang memaksakan monopoli. Memperioritaskan pengeluaran untuk infrastruktur nasional seperti jalan, proyek pengendalian banjir, pelabuhan, bandara dan pembangkit listrik tenaga air untuk mempromosikan pembangunan industri.
Pemerintah Jepang juga menjalin kerja sama dengan perusahaan swasta demi mendorong industri-industri tertentu yang memungkinkan Jepang mengembangkan barang berkualitas tinggi dengan harga bersaing sehingga mendapatkan keuntungan internasional. Contohnya adalah industri kamera yang didominasi Jepang sejak tahun 1960-an.
Periode setelah perang dikenal sebagai tahun-tahun pertumbuhan yang ajaib bagi Jepang. Berkat angkatan kerja yang besar dan memperoleh pendidik tinggi serta fokus pada industri-industri kunci, Jepang berhasil pulih dari akibat perang dan menjadi negara industri selama tahun tahun 1950 dan 1960.
Kesuksesan itu meningkat ketika Jepang menjadi tuan rumah Olimpiade tahun 1964 di Tokyo. Peristiwa tersebut merupakan langkah signifikan yang membawa Jepang ke level global sebagai negara yang damai dan sukses secara ekonomi. Tokyo melakukan program pembangunan besar-besaran untuk mengubah infrastrukturnya sebelum Olimpiade. Salah satu proyeknya adalah kereta peluru Shinkansen yang menghubungkan Osaka dan Tokyo yang mulai beroperasi 9 hari sebelum Olimpiade dimulai pada 10 Oktober, hari yang kini diperingati sebagai hari libur nasional. Bandara Haneda juga dimodernisasi dan dilakukan pembangunan banyak jalan tol dan jalur kereta bawah tanah (subway).
Olimpiade 1964 merupakan acara olaraga yang sukses bagi Jepang sebagaimana juga kejayaan industrinya. Negara itu memenangkan 16 medali emas, lima perak dan delapan perunggu. Pencapaian itu membuat Jepang menduduki tempat ketiga, dibelakang AS dan Soviet.
Posisi UD Trucks dalam perkembangan tersebut
Jepang tahun 1958 umumnya masih berupa daerah pedesaan dan sama sekali berbeda dengan Jepang saat ini yang sudah sangat maju. Namun negara tersebut sedang mempersiapkan diri untuk Olimpiade Tokyo yang akan menjadi katalis bagi sebuah ledakan infrastruktur.
UD Trucks berada di depan kurva perkembangan itu. Perusahaan tersebut, yang membuat dan menjual truk, menyempurnakan truknya yang merupakan pionir pada masanya. Bertahun-tahun sebelumnya, visi mengembangkan kendaraan telah didefinisikan oleh Kenzo Adachi, pendiri UD Trucks. Dia menentukan tujuan ambisius untuk menciptakan serangkaian kendaraan dengan menggunakan mantra Ultimate Dependability (UD) yang berarti sangat diandalkan. Fokus mereka pada 1958 adalah truk 6TW, sebuah truk pengangkut berkapasitas 10,5 ton yang menggunakan mesin 6 selinder, mesin diesel UD6 yang berkekuatan 230 tenaga kuda.
Mesin UD6 telah dikembangkan pada tahun-tahun sebelumnya dengan menggunakan mesin berkekuatan 230 tenaga kuda yang berbobot 40 persen lebih ringan ketimbang model-model konvensional. Hal itu membuat truk tersebut menjadi salah satu mesin teringan di dunia per tenaga kuda. Bagi para pemilik truk, itu berarti berat kendaraan jadi lebih rigan dan pada akhirnya mengurangi konsumsi bahan bakar untuk jarak yang ditempuh dan beban yang diangkut.
Untuk mengkapitalisasi kekuatan mesin, para insinyur merekayasa ulang produk itu. Setelah lima protipe, truk 6TW siap diluncurkan. Truk itu amat besar dengan daya angkut lebih dari 10 ton dan kecepatan hingga 90 kilometer per jam. Truk 6TW merupakan tipe truk baru yang menggunakan dua poros baling-baling. Truk itu diluncurkan di pasar pada Februari 1958.
Media memujinya sebagai sebagai kelahiran truk besar yang cocok dengan era ekspres. Segera setelah peluncurannya, truk 6TW ditingkatkan menjadi truk berdaya angkut 11 ton dan bekerja di tempat-tempat yang sulit seperti tempat pembangunan dam dan bendungan. Truk itu terbukti berkontribusi besar pada pembangunan infrastruktur Jepang dengan membantu pengangkutan semua material yang dibutuhkan untuk modernisasi negara dengan cara yang cepat dan bisa diandalkan.
Selama betahun-tahun truk itu memperoleh reputasi baik untuk performasnya yang luar biasa sebagai kendaraan angkut berat jarak jauh yang berjalan di jalan-jalan raya utama Jepang. Perusahaan lokal bukan satu-satunya yang memperhatikan kemampuan yang sedang dibangun di Jepang. Truk itu dengan cepat mulai mendapat dukungan penuh dari pasar internasional dengan ekspor hingga Brasil, Filipina dan banyak negara lain. Truk 6TW dengan cepat berkontribusi pada pembangunan infrastruktur dan meningkatkan logistik dari banyak perusahaan di seluruh dunia.
Produk UD Trucks kini dipasarkan di sekitar 70 negara. Pasar utamanya tidak lagi hanya Jepang. Thailand, Indonesia, Malaysia, Australia dan Afrika telah menjadi target utama perusahaan yang saat ini per tahun memproduksi 400.000 unit truk.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.