Bencana Jepang "Cubit" Chrysler Indonesia

JAKARTA, KOMPAS.com — Gempa dan bencana alam tsunami yang melanda Jepang, Maret lalu, sedikit "mencubit" bisnis Chrysler di Indonesia. Sejumlah model mengalami gangguan pasokan komponen meski tak terlalu signifikan pengaruhnya.

Muhammad Abdullah, Direktur Pelaksana PT Garasindo Inter Global (Chrysler Indonesia), mengatakan, komponen yang dibutuhkan dari Jepang itu mencakup sistem audio yang dipasok Panasonic dan pigmen cat hitam dari sebuah perusahaan Jepang.

"Untuk Grand Cherokee yang diluncurkan Maret lalu, kami tak bisa memenuhi pesanan warna hitam. Akhirnya, kami ganti dengan warna lain. Kalaupun hitam, warnanya beda dengan yang sebelumnya," ujar Abdullah yang akrab dipanggil Memed di FX Mall, Senayan, Jakarta Selatan, hari ini (2/5/2011).

Sepanjang tahun ini, Chrysler Indonesia menargetkan sedikitnya menjual 600 mobil. Target tersebut melesat tiga kali lipat (300 persen) dari perolehan tahun sebelumnya yang hanya 200 unit. Dengan diluncurkannya Wrangler dan Patriot terbaru pada hari ini, Memed menargetkan penjualan masing-masing 380 unit (Wrangler) dan 50 (Patriot). "Sampai sekarang Wrangler yang masuk sudah 32 unit. Sebanyak 22 unit di antaranya sudah pesanan orang. Penjualan kami didominasi Wrangler sampai 65 persen," beber Memed.

Ia menambahkan, konsumen yang ingin pesan Wrangler sekarang butuh waktu maksimal 4 bulan hingga produk sampai ke rumah. "Namun, kalau warna dan varian sesuai, itu tentu bisa lebih cepat," ungkap Memed.