JAKARTA, KOMPAS.com — PT Astra Honda Motor (AHM), produsen sepeda motor nomor satu di Indonesia saat ini, sejak 6 April lalu memodifikasi dewan direksinya. Hal itu diumumkan langsung oleh Predir PT AHM Miki Yamamoto dan wakil presiden eksekutif lama, Siswanto Prawiroatmodjo, dalam acara media gathering kemaren sore di Ancol, Jakarta Utara.
Pengumuman “lengser”-nya Siswanto dan susunan dewan direksi baru dilakukan pada saat yang berbeda. Saat Siswanto menggumumkan bahwa ia tidak lagi berada di lingkungan AHM pada sore hari, Miki Yamamoto belum hadir.
Pada kesempatan itu, ia hanya mengatakan bahwa jabatan yang ditinggalkan akan diisi oleh Johannes Loman, yang sebelumnya adalah direktur pemasaran AHM.
Dari pengumuman Yamamoto baru diketahui, jabatan yang ditinggalkan Johannes Loman diisi oleh Julius Aslan. Ketika ditanyakan tujuan perubahan dewan direksi, Yamamoto yang sangat ramah ini tidak mau menyebutkan secara spesifik. Jawabannya, “Kita ingin meningkatkan layanan lebih baik buat konsumen Honda.”
Ketika Kompas.com mengatakan bahwa pergantian dewan direksi tentu punya target, yaitu mengembalikan pangsa pasar Honda di Indonesia di atas 50 persen, Yamamoto membalas, ”Target utamanya saat ini adalah untuk meningkatkan kualitas layanan kepada konsumen. Mengembalikan pangsa pasar Honda kembali di atas 50 persen bukan target utama.” Ia pun menyerahkan pembicaraan wartawan kepada Julius Aslan sembari berlalu.
Kedua produk Honda di atas, bebek sport dan skutik, saat ini kalah bersaing dengan Yamaha, yaitu Jupiter MX dan Mio. Beberapa kali dalam pembicaraan dengan wartawan, Julius mengatakan bahwa strateginya tidak mau jor-joran harga.
Rumor di antara wartawan otomotif pun berkelanjutan. Ada yang memperkirakan pergantian tersebut dilakukan karena posisi Honda yang makin terus didekati Yamaha dan stok yang kurang lancar ke dealer sehingga terjadi penumpukan. Ada pula yang memperkirakan, strategi Honda kalah kreatif dibandingkan kompetitor terdekatnya itu.
“Sampai saya pensiun, masalah yang dihadapi Honda tidak bisa diselesaikan dengan tuntas,” jelas Johannes Loman. Padahal, sebelumnya, Honda begitu berkibar di Indonesia dengan menguasai pasar di atas 60 persen. Kini tinggal 48 persen dan terus dirangsek Yamaha dengan 43 persen. Padahal, di daerah, misalnya di Sumatera, sepeda motor disebut Honda. Kalau mereknya Yamaha menjadi Honda Yamaha! Apakah mungkin nanti, menjadi sebaliknya?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.