Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Alva Berharap Kejelasan Insentif Motor Listrik 2025

Kompas.com - 10/03/2025, 18:12 WIB
Gilang Satria,
Aditya Maulana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pada awal 2025, terjadi penurunan minat beli masyarakat terhadap sepeda motor listrik. Akibatnya, para produsen dan diler mengalami over supply dan penumpukan stok.

Salah satu alasannya yaitu karena masyarakat menunggu kejelasan skema bantuan atau insentif di 2025.

Baca juga: Awas Macet, Ada Perbaikan Tol Jakarta-Cikampek sampai Minggu Depan

Purbaja Pantja, Chief Executive Officer PT Ilectra Motor Group, produsen motor listrik Alva, berharap insentif motor listrik bisa cepat keluar untuk mendongkrak penjualan.

 

"Buat kami apapun juga bentuknya, kami akan terima baik. Karena baik itu sifatnya bantuan, itu tetap memberikan keringanan kepada konsumen. Jadi itu akan kita terima dengan baik," kata Purbaja yang ditemui belum lama ini.

"Jadi dengan itu kami berharap, dan juga mungkin sudah ada arahan juga dari pemerintah insentif ini jadi stimulus buat lebaran ya. Jadi kita berharap ini bisa dilaksanakan dengan cepat," ujarnya.

Seperti diketahui, pada 2024, insentif motor listrik berupa subsidi pembelian motor listrik baru senilai Rp 7 juta per unit telah habis tersalurkan.

Baca juga: Hino Pastikan Kondisi Bisnis Aman, Tidak Ada PHK Pekerja

Kabarnya, insentif tersebut akan dilanjutkan di 2025, cuma sampai Maret 2025 belum ada kejelasan.

 

Asosiasi Industri Motor Listrik Indonesia (Aismoli) meminta pemerintah segera memberikan kejelasan terkait insentif buat pembelian motor listrik di 2025.

Selain berharap insentif motor listrik bisa segera diberlakukan, Aismoli juga menilai bahwa durasi bantuan kalau bisa jangan cuma satu tahun tapi lima tahun.

Sebab durasi bantuan yang cuma satu tahun berefek dengan penurunan minat pembelian motor listrik. Selain itu, industri juga tidak bisa merencanakan strategi jangka panjang.

Baca juga: Update Harga SUV Bekas Jelang Lebaran 2025, CR-V mulai Rp 70 Juta

Aismoli menilai kebijakan saat ini membuat industri jadi menunggu kebijakan selanjutnya. Dikhawatirkan kalau ada permintaan, industri tidak siap memenuhi, atau malah jadi sebaliknya, kelebihan suplai.

 Faktanya pada awal 2025, terjadi penurunan minat beli masyarakat terhadap motor listrik. Akibatnya, para produsen dan diler mengalami over supply dan penumpukan stok.

Baca juga: Jadwal MotoGP Argentina 2025, Balapan Utama Mulai Dini Hari

"Salah satu alasannya, pada 2024 kuota subsidi disebut sampai sampai 400.000. Sehingga produksi juga ditingkatkan. Namun kuotanya cuma 50.000 unit, sehingga ada kesalahan strategi dalam produksi

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Komentar
jualan kok tergantung subsidi. kyk polytronlah, harga juga uda murah, spek bagus, ada diskon lagi 5jt tanpa mengharapkan subsidi. beginilah resiko kalo perusahaan cuma fokus di poles neraca. pdhl motornya bagus dan berpotensi, tp harganya itu lohhh


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau