Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cara PO Juragan 99 Trans Jaga Kualitas Pengemudi di Jalan

Kompas.com - 07/09/2024, 07:42 WIB
Muhammad Fathan Radityasani,
Agung Kurniawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Bus Antar Kota Antar Provinsi sampai Pariwisata kadang masih jadi momok buat orang Indonesia. Tidak sedikit kecelakaan yang melibatkan bus menyebabkan banyak korban, bikin ragu terkait kualitasnya.

Padahal berbagai PO bus sudah berbenah, menyediakan unit dengan sasis yang modern dan bodi yang baru. Cuma memang, kecelakaan tetap jadi momok buat transportasi umum pakai bus.

Menanggapi soal kecelakaan bus, Founder PO Juragan 99 Trans Gilang W Pramana mengatakan, kejadian malang memang tidak bisa diketahui kapan terjadi. Sudah usaha untuk benar, tapi namanya di jalan ada saja kejadian apes.

Baca juga: Coba Bus Baru PO Juragan 99 Trans Jakarta-Malang, Tiket Rp 620.000

Bus tingkat sleeper PO Juragan 99 Trans Kompas.com/Fathan Bus tingkat sleeper PO Juragan 99 Trans

"Dari kita yang pertama terkait penerimaan pengemudi. Kita sudah punya pakem (standar) kualifikasi sendiri. Mereka juga ada KPI (Key Performance Indicator)," kata Gilang di Jakarta, Rabu (4/9/2024).

Gilang bilang, sebagai pengemudi bukan cuma mengoperasikan kendaraan, tapi juga melayani konsumen. Misal dengan bantu bawa barang bawaan, saat berangkat, sampaikan informasi perjalanan.

"Jadi memastikan penumpang aman dan menyetir dengan tenang," kata Gilang.

Baca juga: Viral Video Pengendara Motor Pura-pura Tertabrak Mobil


Sekali jalan dari Jakarta ke Malang, satu bus diisi dengan dua pengemudi dan satu asisten. Pengemudi secara bergantian menyetir dan asisten bantu buat naik-turunkan barang, mengecek dan membantu penumpang kalau dibutuhkan.

Bukan cuma pengemudi, Gilang juga memperhatikan unit bus yang digunakan. Buat PO Juragan 99 Trans, terus diusahakan untuk pakai sasis, mesin, serta bodi yang paling terakhir.

Pengawasan dilakukan juga oleh Gilang, lewat media sosial. Kalau ada video bus miliknya yang ugal-ugalan, langsung dicek dan ditegur langsung ke pengemudinya.

"Saya tidak buta, memonitor pergerakan di lapangan termasuk driver. Saya enggak mau driver kita (pakai) bus baru, dibuat kencang sampai akhirnya tidak nyaman," kata Gilang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau