Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Waktu Ideal Mengganti Minyak Rem Mobil

Kompas.com - 10/08/2024, 13:02 WIB
Erwin Setiawan,
Aditya Maulana

Tim Redaksi

KLATEN, KOMPAS.com - Seiring pemakaian, kualitas minyak rem pada mobil akan menurun. Kandungan air membuatnya lebih mudah menguap saat kerja dalam suhu tinggi.

Uap air yang mendidih akan terperangkap dalam saluran minyak rem sehingga membuat gaya pengereman menjadi tidak optimal. Peristiwa ini dikenal dengan istilah vapour lock, salah satu jenis rem blong.

Maka dari itu, kualitas minyak rem wajib diperhatikan oleh konsumen agar risiko rem blong dapat dihindari. Lantas, apakah ada tanda-tanda bahwa kualitas minyak rem pada mobil sudah menurun?

Baca juga: Jangan Telat, Ini Interval Penggantian Minyak Rem Mobil yang Aman


Aris Budi, Head Sales Marketing Seiken mengatakan secara kasat mata kualitas minyak rem susah dikontrol, maka dari itu ada interval penggantian setiap mobil menempuh jarak tertentu.

“Mendeteksi penurunan kualitas minyak rem secara kasat mata sulit dilakukan, tapi konsumen bisa mengantisipasinya dengan melakukan penggantian secara tepat waktu sebelum kualitasnya turun,” ucap Aris kepada Kompas.com, beberapa waktu lalu.

Aris mengatakan penggantian minyak rem sebaiknya dilakukan setiap 20.000 Km. Rentang waktu tersebut dihitung berdasarkan prediksi oleh pabrikan.

Baca juga: Jangan Salah Beli Minyak Rem, Wajib Pahami Spesifikasinya

Antisipasi saat mobil mengalmi rem blongTangkapan layar Antisipasi saat mobil mengalmi rem blong

“Amannya ganti aja bila sudah waktunya, baik kondisinya baik atau buruk, jangan sampai menunggu terjadinya rem blong, ini sebagai langkah antisipasi,” ucap Aris.

Investigator Senior Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Achmad Wildan, mengatakan bila kualitas minyak rem sudah menurun, maka vapour lock rawan terjadi.

“Minyak rem mendidih karena mencapai titik didihnya, hal ini disebabkan terdapatnya kandungan air di dalam minyak rem. Jika terdapat 3 persen saja kandungan air di dalam minyak rem, maka titik didihnya akan turun 50 derajat celcius,” ucap Wildan beberapa waktu lalu.

Baca juga: Penggunaan Minyak Rem Tidak Boleh Dicampur dengan Beda Merek

Alat untuk mengecek kandungan air pada minyak remTangkapan layar/Achmad Wildan Alat untuk mengecek kandungan air pada minyak rem

Wildan mengatakan untuk mencegah vapour lock terjadi maka pengendara sebaiknya mengganti minyak rem lebih sering atau mengontrol kualitasnya secara berkala menggunakan brake fluid tester.

“Sebaiknya membeli brake fluid tester, alat ini harganya tidak mahal, bisa dibeli di mana saja, di toko online juga banyak, sehingga pengendara bisa memastikan kondisi minyak rem setiap saat,” ucap Wildan.

Wildan mengatakan alat tersebut akan mendeteksi kandungan air di dalam minyak rem dengan akurat, dan pembacaan alat juga mudah dipahami.

Baca juga: Jangan Abai, Ini Interval Ganti Minyak Rem Sepeda Motor

“Ujung alat hanya perlu dicelupkan ke minyak rem pada kendaraan, lampu indikator akan menunjukan berapa persen kandungan air di dalamnya, jika sudah menyentuh angka 3 persen atau lebih maka lampu akan menyala merah,” ucap Wildan.

Jadi, untuk mengetahui kualitas minyak rem sudah waktunya ganti atau belum, konsumen bisa menggunakan brake fluid tester.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau