JAKARTA, KOMPAS.com - Mobil yang jarang dipakai berpotensi menyebabkan kerusakan pada beberapa komponen. Apalagi, jika hanya dipanaskan mesinnya tanpa dikendarai.
Kepala Bengkel Auto2000 Pramuka Suparna, mengatakan, mobil yang jarang dipakai atau hanya dipanaskan semenit atau dua menit, akan memunculkan tumpukan kerak karbon yang berada atau menempel di ruang bakar.
Baca juga: Mitos atau Fakta, Matikan Mesin Mobil Harus Injak Pedal Gas?
"Tumpukan kerak karbon ini akan mengganggu performa mesin. Mesin mobil zaman dulu akan mengelitik. Tapi, mesin mobil modern, ada sensor-sensor yang mencegah mengelitik," ujar Suparna, saat dihubungi Kompas.com, belum lama ini.
"Maka, pengapian disesuaikan agar tidak mengelitik, pengapiannya dimundurkan. Pengapian akan dimundurkan terus karena tumpukan karbon semakin banyak. Sehingga, performa akan menurun karena waktu pengapiannya tidak sesuai dengan standar," kata Suparna.
Suparna menambahkan, pemakaian BBM akan menjadi boros dan emisinya akan tinggi. Itulah dampak terparah apabila memanaskan mobil hanya diam di tempat, tanpa dikendarai.
Baca juga: Alasan Kenapa Saat Isi BBM Mesin Kendaraan Harus Dimatikan
"Memanaskan mesin mobil pasti hanya sebentar, tidak mungkin sampai berjam-jam. Selain itu, memanaskan mesin jarang sekali dalam rpm tinggi. Biasanya rpm stasioner, paling digas sedikit," ujar Suparna.
Menurutnya, panas mesin saja belum maksimal. Pembakaran yang menghasilkan kerak karbon paling banyak adalah pada saat rpm rendah.
"Beda halnya jika mobil dipakai harian, apalagi masuk tol. Pasti rpm akan tinggi karena kecepatannya lebih dibandingkan saat di jalan biasa. Saat rpm tinggi, maka mesin akan cenderung membersihkan kerak karbon yang ada," kata Suparna.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.