Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penyebab Penyerapan Insentif Motor Listrik Masih Belum Maksimal

Kompas.com - 23/04/2024, 07:22 WIB
Ruly Kurniawan,
Agung Kurniawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum Periklindo sekaligus Kepala Staf Kepresidenan (KSP) RI Moeldoko mengakui bahwa penyerapan insentif sepeda motor listrik saat ini masih juga. belum maksimal, meski syarat sudah dipermudah.

Fakta tersebut terbukti dari Sistem Informasi Bantuan Pembelian Kendaraan Bermotor Roda Dua (SISAPIRa), yang mencatat hingga Senin (22/4/2024) sisa kuota tahun anggaran 2024 masih ada 576.400 unit dengan 10.643 proses pendaftaran, baru ada 11.563 unit yang tersalurkan.

Padahal pemerintah sudah melakukan beberapa penyesuaian supaya bantuan terserap sehingga target penggunaan kendaraan listrik nasional bisa tercapai. Salah satunya, merevisi syarat mendapatkan insentif jadi 1 KTP per satu unit.

Baca juga: MAB Siapkan Kejutan di PEVS 2024, Bawa Truk dan Motor Listrik Lokal

Kepala Staf Kepresidenan (KSP) RI sekaligus Ketua Umum Periklindo, Moeldoko dalam konferensi pers PEVS 2024 di Jakarta, Senin (22/4/2024)KOMPAS.com/Ruly Kurniawan Kepala Staf Kepresidenan (KSP) RI sekaligus Ketua Umum Periklindo, Moeldoko dalam konferensi pers PEVS 2024 di Jakarta, Senin (22/4/2024)

Pada sisi pabrikan, model sepeda motor listrik juga sudah berkembang secara baik. Dari yang hanya diisi oleh Gesits dan Selis, kini sudah mulai ramai seperti Smoot hingga Polytron.

"Sebenarnya dari sisi regulasi sudah cukup bagus, termasuk juga insentif yang diberikan. Tapi kan belum maksimal. Ada insentif bantuan Rp 7,5 juta untuk sepeda motor baru tapi enggak maksimum serapannya, ini ada apa?" ucapnya dalam Konferensi Pers PEVS 2024 di Jakarta, Senin.

Menurut analisanya, kondisi itu disebabkan beberapa faktor yang terkait soal isu-isu berkembang di masyarakat serta kebiasaan lama dalam penggunaan kendaraan internal combustion engine (ICE) alias konvensional.

Selain itu, jangkauan jarak sekali pengisian daya yang masih terbatas. Kebanyakan masih menyajikan jangkauan jarak di bawah 100 Km.

Baca juga: Ini Penyebab Ban Mobil Terkunci Setelah Dicuci

Keseruan pengunjung Jakarta Fair 2023 yang mencoba melakukan cek penerima subsidi motor listrik Rp 7 juta dari pemerintahKOMPAS.com/daafa Keseruan pengunjung Jakarta Fair 2023 yang mencoba melakukan cek penerima subsidi motor listrik Rp 7 juta dari pemerintah

"Mungkin isu-isu itu belum terpecahkan dengan baik, seperti motor tarikannya kurang, anak muda kan ngga suka yang tarikannya kurang, berikutnya jarak dekat, charging lama," kata Moeldoko.

"Tetapi, isu-isu ini nantinya lambat laun akan terpecahkan secara alamiah. Ke depan pastinya charging juga jadi lebih cepat, jaraknya lebih jauh, harganya lebih murah. Dengan begitu kita harapkan masyarakat mau beralih," lanjut dia.

Pemerintah juga dikatakan saat ini sedang melakukan standarisasi charging station supaya memudahkan para pengguna kendaraan listrik selama pemakaian harian.

Disertai edukasi yang terus-menerus dilakukan, diharapkan proses transisi menuju era elektrifikasi diharapkan bisa semakin cepat.

"Jadi ya saya harap pameran PEVS 2024 nanti dapat menjadi ajang edukasi dan sosialisasi juga kepada masyarakat mengenai kendaraan listrik," tutup dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau