JAKARTA, KOMPAS.com - Strategi China dalam menjual mobil listrik berbasis baterai atau Battery Electric Vehicle (BEV) di pasar global sudah menjadi ancaman serius bagi beberapa negara.
Upaya tersebut bahkan kini membuat gerah Gedung Putih hingga pada akhirnya Ketua Komite Perbankan Senat Amerika Serikat (AS) Sherrod Brown turun tangan.
Dilansir Reuters, Senin (15/4/2024), ia mendesak Presiden Joe Biden untuk memblokir secara permanen BEV buatan China beredar di pasar AS.
Baca juga: Tingkatkan Efisiensi, Tesla Bersiap PHK 15.000 Pekerja
Menurutnya, kendaraan listrik buatan Cina dapat mengancam eksistensi industri otomotif di sana. Contoh nyatanya, Tesla yang sempat konsisten jadi produsen BEV terlaris dunia sejak 2020 kini mengalami penurunan penjualan dan berujung pemutusan kerja ribuan karyawan.
"Saya memohon kepada Anda untuk mengambil tindakan yang berani dan agresif dan secara permanen melarang kendaraan listrik (EV) yang diproduksi oleh perusahaan China atau anak perusahaan apa pun yang mereka dirikan untuk menyembunyikan asal-usulnya," tulis Brawn kepada Biden.
Sebelumnya, anggota parlemen yang lain juga telah menyerukan supaya pemerintah mengenakan tarif bea masuk yang tinggi untuk menjaga agar kendaraan listrik Cina tidak masuk ke pasar Amerika.
Kekhawatiran serupa juga telah dikemukakan oleh anggota parlemen dan pendukung bila produsen mobil China dapat merakit kendaraan berbiaya rendah di Meksiko sehingga memungkinkan mereka memenuhi syarat mendapatkan kredit pajak kendaraan listrik AS.
Baca juga: Alasan Kenapa Penumpang Bus Harus Turun Pakai Kaki Kiri Lebih Dulu
Meski demikian, Biden belum memberikan tanggapan gambang terkait permintaan terkait.
Tapi mengacu pada pernyataannya Maret 2024 lalu, dalam waktu dekat agaknya AS akan mengambil langkah tegas mengenai hal ini. Sebab kala itu, Biden berjanji akan melindungi produsen lokal.
“Kami tidak akan membiarkan hal itu terjadi. Saya akan mengawasinya," kata Biden.
China sendiri kini merupakan salah satu produsen mobil terbesar dunia dan mulai bersaing dengan Jepang untuk menjadi eksportir kendaraan terbesar.
Namun populasi mobil China di AS masih sangat sedikit karena adanya tarif bea masuk sebesar 27,5 persen.
Baca juga: Kinerja Positif Ekspor Mobil dari RI Terjaga Maret 2024
Menteri Keuangan AS Janet Yellen dalam perjalanan ke China pekan lalu telah memperingatkan Beijing bahwa Washington tidak akan membiarkan produk impor dari Cina membanjiri pasar AS.
Tetapi, Wakil Menteri Keuangan Tiongkok Liao Min berpendapat bahwa ancaman tersebut tidak berdasar karena pihaknya tak melanggar aturan yang berlaku.
Ia menjelaskan keunggulan kompetitif China adalah pasar yang memiliki skala besar, sistem industri yang lengkap, dan sumber daya manusia melimpah. Sehingga mereka mampu membuat produk yang lebih murah.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.