JAKARTA, KOMPAS.com - Saat melakukan perjalanan arus balik, pengemudi dianjurkan untuk selalu menjaga fokus dan kondisi tubuh. Usahakan terhindar dari gejala-gejala jenuh yang bisa mengakibatkan highway hypnosis.
Momen highway hypnosis sendiri merupakan kondisi berbahaya dan terjadi akibat jenuh berkepanjangan, efeknya adalah hilang fokus dan menurunnya reflek mengemudi.
Sony Susmana, Training Director Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI) menjelaskan, sensasi highway hypnosis bisa diibaratkan seolah mengalami kondisi autopilot.
“Mungkin pernah mengalami kondisi waktu nyetir, kita tahu kalau kita sadar dan terjaga, tapi enggak sadar tahu-tahu sudah melewati jarak jauh. Ini satu contoh highway hypnosis paling sering,” ucapnya saat dihubungi Kompas.com, Selasa (9/4/2024).
Baca juga: Arus Balik, Ruas Tol Cibitung-Nagrak Dibuka Fungsional
Sony mengatakan, kondisi ini dianggap berbahaya karena pengemudi tidak sadar dengan kondisi lalu lintas, padahal kendaraan dipacu dengan kecepatan cukup tinggi.
Untuk mencegah kondisi semacam ini, ada beberapa perilaku mudah yang bisa dijadikan kebiasaan. Menurut Sony, cukup dengan menyetel musik di dalam mobil, atau menyiapkan camilan kecil.
“Yang harus dilawan itu rasa jenuhnya. Kalau ada second driver, bisa dengan obrolan santai sesekali, atau mungkin bisa setel musik, tapi volume jangan terlalu besar,” kata dia.
Baca juga: Berlaku 17 April, Diskon Tarif Tol Arus Balik Khusus Perjalanan Semarang-Jakarta
Namun perlu diingat, pengemudi juga harus disiplin dalam menentukan waktu istirahat, setidaknya berhenti selama satu jam setelah menempuh perjalanan maksimal tiga jam.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.