Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Belajar Sejarah Dari Mana Ide Spion Mobil Muncul

Kompas.com - 22/12/2023, 09:42 WIB
Gilang Satria,
Agung Kurniawan

Tim Redaksi

Sumber ebay

JAKARTA, KOMPAS.com - Kaca spion samping saat ini merupakan komponen wajib di mobil modern. Padahal sebelumnya kaca spion bukan piranti wajib dan baru mulai dipakai ketika populasi mobil meningkat di dunia.

Dalam awal mula perkembangannya kaca spion samping punya tempat khusus. Penempatannya tidak baku, ada yang ditempatkan di fender, samping kap mobil atau di bagian pangkal pintu depan.

Namun, tugasnya tetap sama yaitu untuk melihat atau menggambarkan apa yang terjadi di belakang mobil.

Baca juga: Tol Serpong-Cinere Siap Beroperasi, Tarif Masih Gratis

Kaca spion samping saat ini merupakan komponen wajib di mobil modern. Padahal sebelumnya kaca spion bukan piranti wajib dan baru mulai dipakai ketika populasi mobil meningkat di dunia.Foto: Ebay Kaca spion samping saat ini merupakan komponen wajib di mobil modern. Padahal sebelumnya kaca spion bukan piranti wajib dan baru mulai dipakai ketika populasi mobil meningkat di dunia.

Dilansir dari ebay, sejarah kaca spion dapat ditelusuri kembali ke tahun 1911. Uniknya spion samping justru bermula dari ranah balapan bukan dari tuntutan dari keselamatan berkendara di jalan raya.

Saat itu ada pebalap Indianapolis 500 bernama Ray Harroun yang melengkapi mobil balapnya dengan kaca spion samping untuk melihat posisi pebalap lain di belakangnya.

Ide memasang kaca untuk melihat ke belakang sebab saat itu Ray Harroun tak didamping asistennya. Padahal saat itu asisten pebalap bertugas memberi arahan termasuk mobil yang mendekat.

Dengan cermin itu, Ray Harroun bisa mengemudikan mobil dengan lebih nyaman termasuk mengetahui jauh dekatnya posisi mobil lawan dalam kondisi balapan.

Baca juga: Alasan Kenapa Orang Sipil Pakai Pelat Dinas Palsu

Kaca spion mobil berjamurSetyo Adi/Otomania Kaca spion mobil berjamur

Namun sejarah mencatat, paten pertama untuk spion samping mobil diberikan kepada Elmer Berger pada 1921. Sehingga secara hukum Berger merupakan penemu spion samping mobil.

Menariknya, saat itu Berger memasarkan atau memberitakan kaca spion bukan sebagai alat keselamatan berkendara melainkan sebagai alat "pengintai polisi."

Dikarenakan disinyalir pada saat itu pengemudi mobil sering kebut-kebutan di jalan raya.

Pada awal mula 1900-1920, disebutkan sebagian besar jalan raya di Amerika Serikat (AS) hanya terdiri dari dua jalur. Kebutuhan akan kaca spion sangat minim. Saat itu spion samping dianggap sebagai barang mewah karena bukan piranti wajib.

Kalau di AS, spion samping baru diwajibkan pada 1960'an untuk alasan keselamatan. Sebab sebelumnya spion samping belum jadi komponen standar. Konsumen mesti merogoh 15 dollar untuk dapat spion samping yang lebih ke arah aksesoris.

Baca juga: Naik Bus Transjakarta Kini Bisa dari Depok

spion kamera busbusworld spion kamera bus

Kaca yang dipakai di spion samping juga bukan kaca sembarangan. Kaca spion biasanya dibuat dari cermin cembung sehingga bisa menangkap objek yang besar semisal bus atau truk dalam satu frame.

Pada mobil produksi sebelum 1920 biasanya belum ada spion samping, kemudian mobil produksi sebelum 1940, kaca spion sering kali dipasang di sepatbor depan dan ban serep dipasang di samping.

Mobil tahun 1960'an dan 1970'an ada yang memasang di bagian kap depan mobil alias "spion tanduk" namun saat ini mayoritas spion samping ditempatkan di pangkal pilar A mobil.

Semakin modern material kaca pada spion samping juga berubah, dari yang tadinya kaca kini menggunakan kamera. Pengemudi dapat melihat kondisi belakang lewat layar di bagian dasboard.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com