Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Musim Pemilu Tak Ganggu Penjualan Mobil, Gaikindo Bidik 1,1 Juta Unit

Kompas.com - 12/12/2023, 10:42 WIB
Ruly Kurniawan,
Agung Kurniawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sekertaris Jenderal Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Kukuh Kumara menyatakan bahwa Pemilihan Umum (Pemilu) yang berlangsung 2024 tidak akan mengganggu penjualan mobil nasional.

Oleh karenanya, ia yakin bahwa jumlah penjualan kendaraan roda empat atau lebih tahun depan mampu melebihi realisasi sepanjang 2023 ini, yaitu sekitar 1,1 juta unit.

"Bertahun-tahun, Pemilu itu tidak berdampak terhadap penjualan kendaraan. Jadi saya rasa, penjualan mobil akan positif tahun depan dan melampaui dari capaian 2023," kata Kukuh kepada Kompas.com, Senin (11/12/2023).

Baca juga: Bluebird Tinggalkan Sedan, Lebih Pilih Pakai Low MPV

Ilustrasi penjualan mobilKOMPAS.com/STANLY RAVEL Ilustrasi penjualan mobil

"Pastinya akan di atas tahun 2023. Mungkin sekitar 1,1 juta unit," ujar Kukuh.

Kondisi tersebut sejalan momentum pertumbuhan perekonomian merupakan salah satu fokus di negara-negara Asia Tenggara. Terlebih lagi industri otomotif memberikan kontribusi yang cukup dominan terhadap perekonomian.

Adapun segmen kendaraan kelompok Multi Low Purposes (MPV), khususnya LMPV dan Low Cost Green Car (LCGC) masih akan mendominasi penjualan sepanjang 2024 mendatang.

"Industri otomotif adalah salah satu sektor yang cukup dominan. Saat ini kontribusi cukup baik terhadap ekonomi dan harusnya jangan terpengaruh," kata Kukuh.

Gaikindo mencatat penjualan sepanjang Januari-November menurun 2,3 persen dari satu tahun sebelumnya menjadi 942.686 unit (wholesales).

"Secara bulanan, penjualan di November 2023 itu meningkat 5,1 persen tapi year-on-year (yoy) memang turun karena ada gejolak di September-Oktober 2023 kemarin," kata Kukuh.

Baca juga: Ini 5 Mobil Bekas Paling Banyak Dicari Sepanjang 2023

Ilustrasi penjualan mobilAFP PHOTO / BAY ISMOYO Ilustrasi penjualan mobil

Kendati demikian, Kukuh meyakini masih ada harapan agar target dimaksud tercapai. Sebab dalam kondisi yang sama, lembaga keuangan sudah kembali membaik usai adanya pengetatan pemberian kredit di awal kuartal IV/2023.

Sebab, menurutnya, pada September-Oktober 2023 lalu lembaga keuangan lakukan pengetatan karena adanya kenaikan interest rate atau nilai tukar dollar AS terhadap rupiah yang begitu tinggi.

Sementara itu, ada juga kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) jadi 6 persen dan melambatnya daya beli masyarakat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com