TANGERANG, KOMPAS.com - Kurnia Motors EVCBU, distributor mobil listrik murah mengaku hendak melakukan ekspansi perusahaan dan mulai melirik skema produksi secara completely knocked down (CKD).
Sejauh ini, pihak Kurnia Motors masih menggunakan skema Completly Built Up (CBU) dari China, untuk menyuplai unit-unit mobil listrik murah miliknya ke pasar Indonesia.
Skema CBU diakui memiliki beberapa kendala, salah satunya dalam hal logistik yang berpotensi terhambat dan mengakibatkan masa inden lama bagi konsumen.
Rivaldi Ardiansyah, General Manager Kurnia Motors EVCBU menjelaskan, rentang masa inden mobil listrik yang dia sediakan cukup beragam, mulai dari 90 hari sampai 180 hari.
Baca juga: Biaya Murah untuk Perawatan dan Pengisian Mobil Listrik
“Pertama kali inden itu memang cukup lama, sekitar 180 hari kerja. Tapi kami mulai mempelajari dan mengevaluasi, khususnya setelah permintan mobil listrik kami meningkat, jadi sekarang inden sekitar 90 hari kerja,” ucapnya kepada Kompas.com di Tangerang, Selasa (5/12/2023).
Dia menjelaskan, penggunaan skema CKD dirasa bisa cukup menguntungkan konsumen, dalam hal memangkaas masa inden supaya jauh lebih cepat dan tidak terlalu lama.
Kurnia sendiri mengaku sudah mulai membahas rencana ini dengan beberapa prinsipal dari pihak assembly, perusahaan rekanan yang menawarkan jasa perakitan kendaraan.
Baca juga: Ketahui Penyebab Motor Baru Kehabisan Oli
“Secara hitungan, biaya CKD pasti jauh lebih murah, cuma masalahnya adalah kalau kita paksakan CKD sekarang, masa tunggu konsumen pasti lebih lama, karena CKD kan butuh proses,” ucap dia.
Target utama yang hendak dicapai oleh Kurnia Motors saat ini adalah menyelesaikan pengiriman 200 unit pesanan, maksimal setelah Lebaran 2024.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.