Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Pelaku Lane Hogger Kerap Merasa Tak Bersalah?

Kompas.com - 26/11/2023, 11:41 WIB
Dio Dananjaya,
Azwar Ferdian

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Aksi lane hogger alias pengemudi yang konstan berada di lajur kanan dengan kecepatan rendah kembali ramai belakangan ini. Padahal seperti kita ketahui, lajur kanan adalah tempat untuk mendahului kendaraan lain.

Training Director Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI) Sony Susmana, mengatakan, lane hogger adalah aktivitas mengemudi yang berbahaya namun tidak disadari oleh pengendara.

Sayangnya, banyak para pengendara ini menerjemahkan faktor keselamatan dengan asumsi pribadi, sehingga pelanggaran demi pelanggaran tanpa sadar dilakukan berulang-ulang.

Baca juga: Warga Jabar yang Tunggak Pajak Kendaraan Dilarang Beli BBM

Ilustrasi sebuah mobil yang berjalan lambat di lajur kananScreenshot Instagram @dashcamindonesia Ilustrasi sebuah mobil yang berjalan lambat di lajur kanan

“Kenapa kemacetan menjadi pemicu? Karena toh di lajur mana pun tetap stuck, yang akhirnya muncul kebiasaan berjalan pelan di kanan,” ujar Sony, kepada Kompas.com, Minggu (26/11/2023).

“Mereka selalu punya jawaban, yang penting kan pelan, yang penting enggak ugal-ugalan, toh di depan macet lagi, dan lain-lain,” kata dia.

Menurutnya, masyarakat khususnya para pengendara harus paham, lajur paling bahaya di tol adalah lajur kanan, karena dipertuntukkan bagi kendaraan kecepatan tinggi.

Baca juga: Fitur Ini Bikin Mobil Jago Menanjak meski Bukan RWD

"Kalau tidak sesuai atau pelan di lajur kanan, yang terjadi adalah tabrak belakang," kata Sony.
Jadi berada di lajur paling kanan sangat berpotensi celaka, terutama kalau pelan. Sayangnya, masih banyak pengguna tol yang tidak sampai pemahamannya terhadap hal tersebut.

"Gimana mereka mau paham kalau dari awal pembuatan SIM enggak ada edukasinya. Kita seperti harus terima kondisi itu selamanya, sampai hukum diterapkan benar-benar," ucap Sony.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com