Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dorong EV Masuk Segmen First Buyer, Pola LCGC Bisa Diterapkan

Kompas.com - 07/09/2023, 09:02 WIB
Ruly Kurniawan,
Agung Kurniawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sekretaris Jenderal Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Kukuh Kumara menyatakan, bahwa saat ini segmen kendaraan bermotor listrik belum bisa menjangkau konsumen first buyer alias pembeli pertama.

Oleh karena itu, ia berharap pemerintah mengeluarkan suatu program khusus seperti Kendaraan Bermotor Roda Empat Hemat Bahan Bakar dan Harga Terjangkau (KBH2) atau biasa dikenal Low Cost Green Car (LCGC).

"LCGC atau KBH2 memang menjadi success story untuk industri otomotif nasional karena bisa membawa kita pada milestone 1 juta unit penjualan di 2013. LCGC sukses menjangkau first time buyer, memberi kesempatan keluarga muda beralih ke kendaraan roda empat," katanya dalam diskusi virtual, Rabu (6/9/2023).

Baca juga: Awas, Membeli STNK dan BPKB Ilegal Bisa Kena Pidana

Ilustrasi kendaraan listrik atau electric vehivle (EV). Dok. Freepik Ilustrasi kendaraan listrik atau electric vehivle (EV).

"Di satu sisi, kita juga mengembangkan produk yang benar-benar dari Indonesia, bukan diambil dari luar sehingga manufaktur tumbuh. Pola yang sama, kita juga harapkan untuk EV," lanjut Kukuh.

Mengingat, saat ini produk kendaraan listrik di Indonesia masih berkisar di antara Rp 300 juta ke atas sampai Rp 700 jutaan. Sementara konsumen menengah ke bawah yang mencangkup 62 persen dari total pasar otomotif nasional jangkauannya Rp 300 juta ke bawah.

Namun untuk menuju ke sana, banyak aspek yang harus disiapkan seperti rangkaian yang ditel mencangkup ketentuan batas produksi komponen dan produk, serta lainnya. Sehingga bagi para produsen, ketentuannya jelas untuk kemudian diturunkan ke peta jalan produksi.

"Pada program LCGC, di sana cukup detil mengenai berbagai ketentuan baik dari spesifikasinya, kapan harus dilokalkan, TKDN, bahkan sampai harganya juga ditentukan. Jadi bisa memberikan produk yang memang dapat dijangkau masyarakat," kata Kukuh.

Baca juga: Kemenhub Usul Ganjil Genap Berlaku 24 Jam di Jakarta

Ilustrasi kendaraan listrik.(Dok. Shutterstock/ BigPixel Photo) Ilustrasi kendaraan listrik.

"Saat ini memang baru tiga (BEV yang diproduksi lokal), yakni dari Hyundai, Wuling, dan DFSK. Saya rasa akan terus berkembang. Pada intinya, kita sudah swasembada, jadi jangan sampai ya kesempatan ini hanya membawa Indonesia sebagai pasar saja," tambah dia.

Berdasarkan data Gaikindo, pasar kendaraan listrik pada tiga tahun ke belakang terus naik. Pada 2021 misal, mobil hybrid tercatat masih terjual 2.472 unit sementara battery electric vehicle (BEV) 687 unit saja.

Namun satu tahun setelahnya yaitu 2022, penjualan langsung naik di mana penjualan mobil hybrid mampu mencapai 10.344 unit dan BEV 10.327 unit.

Tren positif tersebut terpantau terus terjaga sepanjang tahun ini (Januari-Juli 2023), yang mana total penjualan mobil hybrid mencapai 23.004 unit sementara BEV 6.920 unit. Tetapi sayang, pertumbuhan kendaraan jenis Plug-in Hybrid Electric Vehicle (PHEV) masih lambat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com