Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Sinergi, Ekosistem Kendaraan Listrik di ASEAN Sulit Teralisasi

Kompas.com - 06/09/2023, 19:11 WIB
Ruly Kurniawan,
Azwar Ferdian

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Menteri Luar Negeri Indonesia Pahala Mansury menyatakan, bahwa penciptaan atas ekosistem kendaraan listrik di kawasan ASEAN akan sulit dilakukan apabila tidak ada suatu konektivitas atau kerja sama yang strategis.

Sehingga dibutuhkan kolaborasi yang kuat dan baik antar sesama anggota. Mengingat nikel sebagai salah satu bahan baku mineral yang penting pada industri kendaraan listrik dimiliki banyak negara di ASEAN, seperti Indonesia dan Filipina.

"Anggota negara ASEAN punya potensi yang besar, termasuk Filipina. Mereka menyimpan cadangan nikel yang cukup besar tapi di Indonesia kita punya sumber daya lain selain nikel," katanya dalam acara ASEAN-Indo Pacific Forum (AIPF) KTT ASEAN ke-43 di Jakarta, Rabu (6/9/2023).

Baca juga: Astra Peugeot Fasilitasi Uji Emisi Gratis, Catat Lokasinya

BMW Indonesia Dukung Perhelatan KTT ke-43 ASEAN PLUS 2023 Dengan BMW i7 Sebagai Sustainable Mobility Partner.BMW Indonesia BMW Indonesia Dukung Perhelatan KTT ke-43 ASEAN PLUS 2023 Dengan BMW i7 Sebagai Sustainable Mobility Partner.

Diketahui, Indonesia menyimpan 26 persen nikel dunia. Atas dasar itu Indonesia berambisi untuk menjadi pemasok utama pada industri kendaraan listrik, khususnya baterai dan terus mendorong penggunaan energi bersih.

Secara umum, ASEAN juga memiliki ambisi yang sama untuk mengoptimalkan ekosistem kendaraan listrik dunia, atau bahkan lebih.

"Untuk mengembangkan ekosistem ini, kita harus menghubungkan klaster industri hijau melalui green ASEAN grid," tuturnya.

Baca juga: Toyota SUV Century Resmi Meluncur, Harga Rp 2,5 Miliar

"Perlu diingat juga bahwa ekosistem kendaraan listrik, termasuk pabriknya, tidak akan terealisasi tanpa konektivitas sesama anggota ASEAN," ujar Pahala.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau