Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Australia Menyatakan Dukungan Pengembangan EV di Indonesia

Kompas.com - 04/09/2023, 11:02 WIB
Ruly Kurniawan,
Agung Kurniawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah Australia Barat siap untuk mendukung industrialisasi kendaraan bermotor listrik (electric vehicles/EV) Indonesia, termasuk produksi komponennya seperti baterai.

Hal terkait dibuktikan dengan perjanjian kerja sama (MoU) antara Pemerintah Australia Barat dengan Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia di bidang rantai pasok mineral kritis, yang ditandatangani pada Juli 2023 lalu.

"Kita akan melihat dalam 12 bulan ke depan bagaimana latters of intent ini akan berujung pada kontrak industrialisasi yang kuat," kata Perdana Menteri Australia Barat Roger Cook dalam gelaran ASEAN Business and Investment Summit 2023 yang disiarkan secara daring, Minggu (3/9/2023).

Baca juga: Indonesia dan Thailand Paling Siap Menuju Era Kendaraan Listrik

Ilustrasi kendaraan listrik, mobil listrik. SHUTTERSTOCK/GUTEKSK7 Ilustrasi kendaraan listrik, mobil listrik.

Ia menyebut tekad Indonesia yang ingin mengambil peran penting dalam era pengembangan kendaraan bermotor listrik dan komponennya, yaitu pengolahan baterai sejalan dengan apa yang hendak didorong oleh pihak Australia Barat.

Mengingat mereka memiliki segala mineral kritis yang diperlukan untuk produksi baterai yaitu lithium dan nikel. Sementara Indonesia juga punya cadangan nikel dan kobalt yang melimpah, mencangkup 30 persen di global.

“Jadi kami bisa tetap mendukung mitra kami Indonesia untuk menjadi pemimpin dalam hal manufaktur kendaraan listrik,” katanya.

“Kami ingin menjadi bagian dari rantai pasok global, khususnya di Indonesia. Australia Barat adalah mitra investasi yang handal bagi Indonesia dan ASEAN. Australia Barat, khususnya ibu kota kami Perth, itu lebih dekat jaraknya ke Jakarta daripada jarak ke Sydney,” tambah Cook.

Baca juga: Hasil Balap MotoGP Catalunya 2023: Drama di Lap Pertama, Aprilia Menggila

Ilustrasi mobil listrik merek Hyundai yang dipamerkanDokumentasi Tim Komunikasi Lifepal Ilustrasi mobil listrik merek Hyundai yang dipamerkan

Adapun litium dan nikel merupakan bahan baku penting dalam proses produksi baterai kendaraan listrik.

Laporan US Geological Survey menunjukkan, Indonesia dan Australia adalah negara dengan cadangan nikel terbesar di dunia. Masing-masing memiliki cadangan nikel sebesar 21 juta metrik ton.

Produksi nikel Indonesia berkisar di angka 1,6 juta metrik ton pada 2022. Sementara produksi nikel Australia sekitar 160.000 metrik ton, di mana setengahnya dilakukan di Australia Barat.

Dari sisi produksi Lithium, Australia memiliki cadangan sekitar 6,2 juta metrik ton. Nantinya, setengah dari produksi bahan baku itu bakal dilakukan di Australia Barat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau