JAKARTA, KOMPAS.com - Jorge Lorenzo terus mengamati perkembangan MotoGP setelah pensiun. Khususnya, kondisi Honda dan Yamaha. Menurutnya, keterpurukan kedua pabrikan Jepang tersebut salah satunya karena pebalap.
Performa Honda dan Yamaha di musim ini kurang kompetitif dibandingkan pabrikan Eropa, seperti Ducati, KTM, dan Aprilia. Honda baru sekali meraih kemenangan, sedangkan prestasi terbaik Yamaha saat ini hanya finis di urutan ketiga.
Baca juga: Pengembangan Winglet Bikin Pabrikan Jepang Terpuruk di MotoGP
Lorenzo mengatakan, ini adalah eranya para pabrikan Eropa, bukan pabrikan Jepang. Dia pun tidak tahu berapa lama kondisi tersebut akan bertahan.
"Menurut saya, kedua pabrikan ini tidak benar-benar memiliki pebalap yang sensitif untuk mengembangkan motor dengan cara tertentu agar benar-benar bisa dikendarai oleh semua orang," ujar Lorenzo, dikutip dari Speedweek.com, Selasa (18/7/2023).
Sebelum pensiun, Lorenzo menjadi pebalap Repsol Honda dan hanya bisa finis sekali dalam sepuluh besar. Dia pun mengakhiri kariernya lebih awal dari kontrak dengan hanya satu musim bersama Honda.
Baca juga: Yamaha Heran Dua Pabrikan Jepang di MotoGP Bisa Terpuruk Bersamaan
Saat di Honda, Lorenzo mengatakan masukan dari dirinya didengarkan. Bahkan, dia sampai menghabiskan waktu sepekan di Jepang khusus untuk membuat perubahan.
"Tapi, saya tidak beruntung dengan kecelakaan di Assen dan membuat saya cedera cukup parah. Tanpa kecelakaan di Assen, saya tentu akan lanjut dengan Honda, dan tentunya dengan motor yang akan lebih cocok dengan karakter saya," kata Lorenzo.
Menurutnya, kecelakaan tersebut juga jadi salah satu yang mendorongnya untuk pensiun. Setelah kecelakaan dan mengalami cedera parah, Lorenzo mengaku lebih menghargai banyak hal dalam hidup, bukan hanya motor.
Terkait kondisi di Honda dan Yamaha, menurut Lorenzo, masalah ini tidak bisa diselesaikan hanya dalam waktu satu malam. Dibutuhkan banyak pekerjaan dan dimulai dengan tetap tenang untuk memahami apa yang dibutuhkan untuk mengubah motor.
"Ini adalah pekerjaan yang Gigi Dall'Igna secara sabar sudah melakukannya di Ducati sejak dirinya bergabung di 2014. Secara bertahap semakin mendekati motor terbaik, setiap tahunnya, hingga menjadi motor yang terbaik dari semuanya. Tapi, ini bukan pekerjaan yang mudah dan dibutuhkan banyak waktu," ujarnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.