Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dapat Subsidi Rp 7 Juta, Segini Biaya Konversi Motor Listrik

Kompas.com - 13/06/2023, 08:22 WIB
Dio Dananjaya,
Agung Kurniawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) punya target konversi motor berbahan bakar minyak (BBM) menjadi motor listrik sebanyak 50.000 unit pada 2023 dan 150.000 unit di tahun 2024.

Untuk mengakselerasi program tersebut, Pemerintah telah menerbitkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 38 Tahun 2023 dan Peraturan Menteri ESDM Nomor 3 Tahun 2023.

Regulasi ini mengatur pemberian insentif bagi masyarakat yang ingin melakukan konversi motor BBM ke listrik.

Baca juga: Bagnaia Selebrasi Juara di Mugello Layaknya Era Valentino Rossi

Konversi vespa klasik menjadi vespa listrik hasil modifikasi Elders Garage dipamerkan di ajang Periklindo Electric Vehicle Show (PEVS) 2022 di JIExpo Kemayoran, Kamis (28/7/2022). Butuh waktu 3 jam untuk melakukan modifikasi ini.KOMPAS.com/KRISTIANTO PURNOMO Konversi vespa klasik menjadi vespa listrik hasil modifikasi Elders Garage dipamerkan di ajang Periklindo Electric Vehicle Show (PEVS) 2022 di JIExpo Kemayoran, Kamis (28/7/2022). Butuh waktu 3 jam untuk melakukan modifikasi ini.

"Jadi jika memang ada yang berminat untuk melakukan konversi sepeda motor listrik ini akan mendapatkan bantuan dari Pemerintah sebesar Rp 7 juta," ujar Kepala Balai Besar Survei dan Pengujian Ketenagalistrikan, Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (BBSP KEBTKE) Senda Hurmuzan Kanan, dalam keterangan resmi (12/6/2023).

“Menurut perkiraan kami saat ini, biaya untuk konversi sepeda motor sekitar Rp 15 juta sampai Rp 17 juta, dengan adanya insentif ini, maka masyarakat hanya perlu mengeluarkan sisanya sekitar Rp 8 juta sampai Rp 10 juta," kata dia.

Senda juga mengatakan, bahwa saat ini jumlah sepeda motor di Indonesia terbanyak ketiga di dunia.

Baca juga: Bocoran Bus AKAP PO Mahendra Transport, Pakai Kelir Hitam

Diproyeksikan, pada tahun 2025, jumlah sepeda motor di Indonesia sebanyak 150 juta, dengan rincian 139 juta unit sepeda motor BBM, 5 juta unit sepeda motor listrik baru, dan 6 juta unit sepeda motor konversi.

"Saking besarnya jumlah sepeda motor kita, menghabiskan bensin sekitar 800.000 barel per hari, sementara produksi minyak mentah kita hanya 600.000 barel, dari konsumsi itu kita harus impor sekitar 800.000 barel, karena konsumsi BBM kita sekitar 1,5 juta barel per hari, dan sebagian besar dikonsumsi sepeda motor,” kata Senda.

“Jadi kalau berhasil melakukan konversi sepeda motor BBM menjadi sepeda motor listrik, diharapkan kita nanti tidak perlu lagi impor BBM, karena dari sisi energi pun kita cukup, kita punya banyak sumber energi baru dan terbarukan (EBT)," ucap dia.

Baca juga: Marc Marquez Ungkap Penyebab Kecelakaan di MotoGP Italia

Konvoi konversi motor listrik Kementerian ESDMKementerian ESDM Konvoi konversi motor listrik Kementerian ESDM

Saat ini, lanjut Senda, sudah ada 24 bengkel yang siap melayani proses konversi, salah satunya BBSP KEBTKE. Selanjutnya ada 23 bengkel swasta yang tersebar di seluruh Jawa dan siap menerima program konversi.

"Jadi tahun ini targetnya ada 50.000 unit yang akan dikonversi dan anggarannya sudah tersedia dari Pemerintah, sekitar Rp 350 miliar. Jadi bantuan ini siap untuk dilaksanakan dan diberikan kepada masyarakat yang tertarik untuk melakukan konversi," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com