Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Video Hyundai Stargazer Gagal Nanjak di Sitinjau Lauik

Kompas.com - 04/06/2023, 16:44 WIB
Ruly Kurniawan,
Azwar Ferdian

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kejadian mobil gagal menanjak di ruas jalan yang basah kembali terjadi di wilayah Indonesia. Kali ini, peristiwa tersebut melibatkan low MPV Hyundai Stargazer, yang gagal nanjak di Sitinjau Lauik, Sumatera Barat.

Dilaporkan melalui cuplikan video yang diunggah akun Instagram @sitinjaulauik_id, pengemudi gagal memacu kendaraan di tanjakan ekstrem Sitinjau Lauik yang berada di Sumatera Barat.

"Stop and Go!! Tset nanjak Hyundai Stagazer di sudut sempit tanjakan Sitinjau Lauik," tulis keterangannya, Minggu (4/6/2023).

Baca juga: Balapan Formula E 2023 Jakarta Hari Kedua, Nick Cassidy Bidik Podium

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Sitinjau Lauik ID (@sitinjaulauik_id)

 

Training Director Jakarta Defensive Driving Consulting Jusri Pulubuhu menyatakan faktor utama yang membuat mobil gagal menanjak bisa jadi karena kondisi kendaraan terkait atau eksternal.

Pasalnya, kemampuan menanjak suatu mobil sangat tergantung pada kondisi ban, mesin, dimensi, serta bobot dan muatan. Sementara pada sisi ekternal, berkaitan dengan teknik ataupun pengetahuan atas berkemudi.

"Pada sektor pengemudi, terlihat bahwa mobil sempat berhenti pada jalur tanjakan yang tajam. Hal ini membuat mobil kehilangan daya dorong atau biasa dikenal momentum. Jadi, mobil tidak bisa menanjak lagi," katanya.

"Apalagi mobil berpenggerak roda depan. Sebab dalam kondisi tanjakan, beban itu ada pada bagian belakang. Pada akhirnya membuat ban spin karena kehilangan traksi-nya. Ini memang menjadi tantangan tersendiri bagi mobil berpenggerak depan," lanjut Jusri.

Baca juga: Pembatasan Truk Angkutan Barang di Jalan Tol Berakhir Hari Ini

Kondisi kawasan Sitinjau Lauik, Padang, Sumbar yang rawan kecelakaan dan longsor.Foto: BPBD Padang Kondisi kawasan Sitinjau Lauik, Padang, Sumbar yang rawan kecelakaan dan longsor.

Hal lainnya, bisa jadi karena memang ban mobil sudah botak atau tekanan angin di ban melebihi dari kapasitas seharusnya. Sehingga grip tidak optimal ke kontur jalan yang menanjak.

Jusri lantas menyatankan apabila pengemudi menemui tanjakan yang tajam seperti di kawasan tersebut, harus menjaga putaran mesin (RPM) pada kondisi optimal. Jadi momentum tidak akan hilang.

Kemudian buat sudut landai, jangan langsung masuk ke jalur tajam khususnya bagi mobil berpenggerak roda depan. Hal itu supaya traksi dan momentum tetap terjaga dan memudahkan pengendalian.

"Kalau RPM langsung dipakai secara penuh, misalkan 3.000 rpm, nanti akan hilang momentum karena ketika digas lagi di atasnya mobil tidak akan jalan. Hanya suara mesin saja yang terdengar kencang," kata Jusri.

Baca juga: Ingat, Pekan Depan Ada Razia Uji Emisi Kendaraan di Jakarta

"Jadi sebaiknya putaran mesin dijaga di rpm 2.000, misalkan. Kemudian jagan ganti gigi dari awal sampai tanjakan berhasil dilalui. Serta, pakai gigi rendah," ujar dia.

Bagi mobil yang bertransmisi otomatis, cara serupa bisa diterapkan dengan pakai low gear. Posisi transmisi jangan ditempatkan di drive (D) karena ketika RPM telah mencapai putaran tertentu, otomatis akan mengganti gigi dan membuat momentum hilang.

"Pakai di L-1 atau kalau ada L-2, pakai yang itu. Pakai yang terbawah, selai ingat pelihara momentum dan buat sudut landai dengan berbelok-belok. Pastikan juga jarak antara kendaraan di depan dan sekitar aman," kata Jusri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau