JAKARTA, KOMPAS.com - Dalam acara Periklindo Electric Vehicle Show (PEVS 2023) di JIExpo Kemayoran, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) mengakui jika tren minat masyarakat terhadap kendaraan listrik konversi kian meningkat.
Hanya saja, hal itu tidak selaras dengan jumlah penyedia jasa, di mana, polulasi bengkel motor listrik di Indonesia dirasa masih sangat sedikit.
Jumlah itu juga baru kategori standar, apabila dirunut menjadi kategori bengkel motor listrik yang layak melakukan konversi, jumlahnya akan jauh lebih sedikit lagi.
Danto Restyawan, Direktur Sarana Transportasi Darat Kemenhub mengatakan, perizinan untuk melakukan konversi memang harus melalui beberapa tahapan dan tidak akan diberikan secara cuma-cuma. Inilah alasan di balik sedikitnya jumlah bengkel motor listrik yang mampu melakukan konversi.
Baca juga: Subisidi Kendaraan Listrik Masih Lambat, Pemerintah Akan Evaluasi
“Ibaratnya ada tahap akreditasi terlebih dahulu (untuk bengkel motor listrik). Perizinan kan tidak bisa diberikan secara cuma-cuma,” kata dia kepada Kompas.com, Rabu (17/5/2023).
Beberapa faktor yang mempengaruhi pemberian izin bagi bengkel listrik adalah patok harga konversi, sumber daya suku cadang, serta ketersediaan cabang yang memadai.
“Kami (Kemenhub) sudah menyampaikan ke beberapa bengkel listrik supaya jangan mematok harga terlalu mahal untuk konversi, karena tujuan kita kan untuk mempercepat proses peralihan masyarakat ke EV,” ucapnya.
Dia menambahkan, Kemenhub akan terus melakukan penyuluhan kepada pelaku-pelaku bengkel motor listrik sebagai bentuk upaya edukasi sekaligus percepatan program elektrifikasi.
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya