JAKARTA, KOMPAS.com – Selama arus mudik dan arus balik Lebaran 2023, pemerintah menerapkan tiga rekayasa lalu lintas yaitu contraflow, one way, dan ganjil genap pada sejumlah ruas jalan tol.
Penerapan kebijakan tersebut turut memengaruhi operasional dari bus AKAP yang menjadi salah satu transportasi yang banyak digunakan oleh pemudik.
Oleh karena itu, beberapa perusahaan otobus (PO) telah mengumumkan bila akan alami keterlambatan dalam jadwal keberangkatan.
Baca juga: Uji Konsumsi BBM Mercedes Benz Axor Euro 4 dari Surabaya ke Jakarta
Misalnya, PO Gunung Harta melalui akun Instagram resminya mengimbau agar penumpang yang sudah punya tiket diharapkan untuk konfirmasi kembali dengan petugas agen sebelum memulai perjalanan.
View this post on Instagram
“Hal ini disebabkan oleh tingginya aktivitas lalu lintas dan beberapa kebijakan lainnya yang telah diterapkan oleh pihak berwenang, maka jam keberangkatan kami perkirakan akan berubah menyesuaikan dengan kondisi di lapangan,” tulis akun @ghts_gunungharta.solutions.
Kondisi yang sama juga disampaikan PO SAN melalui Instagram resminya. PO dari Pulau Sumatera itu menghimbau para pemudik yang sudah punya tiket untuk keberangkatan selama periode 15 April–2 Mei 2023 agar dapat menghubungi agen keberangkatan pada H-1 sebelum keberangkatan.
“Karena tingginya aktivitas lalu lintas serta penyeberangan dan kebijakan lainnya, maka jam keberangkatan akan berubah,” ujar akun @Pulau Sumatera.
Baca juga: Yaris Tabrak Belakang Bus, Ingat Jaga Jarak Aman Saat di Jalan Tol
View this post on Instagram
PO Pahala Kencana juga turut menyampaikan permintaan maaf kepada penumpang jika ada keterlambatan operasional pada periode keberangkatan 19 April -2 Mei 2023.
“Sehubungan dengan adanya one way dan contraflow, pada periode Lebaran 2023 Pahala Kencana menyampaikan permohonan maaf kepada seluruh penumpang atas ketidaknyamanannya jika ada keterlambatan,” tulis akun @pahalakencana_official.
View this post on Instagram
Baca juga: Contraflow Ditutup, Pemudik Diimbau Cek Kondisi via Google Maps
Menanggapi fenomena ini, Ketua Institusi Studi Transportasi (Instran) Darmaningtyas mengatakan, kebijakan contraflow tampaknya lebih tepat dari one way untuk mengatasi kemacetan.
Hal tersebut karena selain dapat menambah kapasitas di jalur pergerakan utama, juga dapat memberikan kesempatan kepada kendaraan yang melawan arus untuk melintas, terutama angkutan umum.
“One way kurang berkeadilan karena pergerakan yang melawan arus menjadi terhambat,” kata Darmaningtyas kepada Kompas.com, Jumat (21/4/2023).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.