JAKARTA, KOMPAS.com - Mengantuk menjadi musuh utama para pengendara kendaraan bermotor, begitu juga bagi sopir bus antarkota antarprovinsi (AKAP).
Apabila mengantuk sangat berbahaya karena dapat memicu potensi kecelakaan yang fatal. Maka dari itu, berbagai cara unik dilakukan oleh sopir bus AKAP tidak mengantuk.
Ali salah satu sopir bus PO Pahala Kencana mengatakan jika saat terjebak macet mudah merasa bosan dan mengantuk.
"Agar tidak bosan terkadang sopir merokok, minum kopi dan memutar musik. Sopir kedua dan kernet istirahat. Jadi paling ngobrol sama penumpang. Kadang ada penumpang yang maju ke depan ngobrol dengan sopir," kata Ali kepada Kompas.com, Rabu (16/3/2023).
Baca juga: Ulas Fitur Canggih Mobil Listrik Kia EV6 GT-Line
Sopir bus AKAP jurusan Jakarta – Surabaya itu juga menyebutkan jika beberapa sopir bus ada yang bandel dengan merokok agar tidak mengantuk selama perjalanan.
Biasanya pada saat sopir bus satu bertugas, sopir bus kedua dan kernet akan istirahat atau tidur selama perjalanan. Maka dari itu peran sopir pertama sangat penting pada saat perjalan, begitu juga sebaliknya pada saat sopir bus kedua bertugas.
Menurut Ali, sopir yang sedang tidak mengendarai dan kernet itu boleh tidur selama perjalanan kalau tugasnya sudah selesai.
Maka dari itu, sopir yang sedang mengendarai bus akan mudah bosan lantaran tidak ada teman berbincang. Kondisi inilah yang juga memicu sopir bus mudah mengantuk.
Baca juga: Ducati Masih Buka Pintu Untuk Andrea Iannone
Kendati demikian, dirinya sangat mengerti jika sopir kedua dan kernet memang harus istirahat.
“Kalau asisten pengemudi atau kernet sudah tidak ada jemputan atau penurunan penumpang boleh istirahat. Kalau tidak istirahat kan kasian juga. Yang penting kalau tugasnya sudah selesai boleh istirahat,” kata Ali.
Beberapa cara lain yang dilakukan pengemudi adalah ngemil makanan ringan, seperti kacang goreng, atau makanan kecil lainnya.
Cara ini diyakini juga ampuh dalam mengusir rasa kantuk atau bosan saat mengemudi jarak jauh.
Hanya saja, obat terbaik ngantuk tetap harus beristirahat. Para sopir bus ini sangat disarankan tidak memaksakan diri bila dalam kondisi tubuh yang tidak fit, atau sedang mengantuk.
Pasalnya, pengemudi bertanggung jawab penuh atas keselamatan penumpang, Sangat berisiko tinggi bila memaksakan diri mengemudi dalam kondisi mengantuk, dan sangat bijaksana bila sopir tersebut memilih untuk beristitrahat.
Sony Susmana, Training Director Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI) mengatakan, mengantuk saat mengemudi, bisa dicegah dengan mengemudi sesuai batas kemampuan tubuh.
"3-4 jam harus istirahat. Tubuh manusia ada batasnya, terlalu lama diam pada posisi duduk di jok, psikologis dan fisik juga lelah. Mudah mengantuk, sebisa mungkin malah tidur sesaat, itu nanti membuat tubuh fresh," tutur Sony kepada Kompas.com.
Pada dasarnya reaksi teknis pengemudi yang kelelahan secara alami akan menurun. Sony melanjutkan, hal itu berbahaya karena lambat saat mendeteksi obyek yang mengancam.
Kesalahan yang sering dilakukan, para pengemudi justru menambah kecepatan untuk memicu hormon adrenalin, tentu agar tubuh bereaksi.
Sony menyebut, begitu sampai fase puncak kelelahan pada kecepatan tinggi, tubuh justru merasakan rileks dan nyaman, hal itu yang berbahaya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.