Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Subsidi Bus Listrik Masih Terganjal TKDN 40 Persen

Kompas.com - 14/03/2023, 08:22 WIB
Janlika Putri Indah Sari,
Agung Kurniawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Rencana pemerintah Indonesia dalam memberikan subsidi terhadap 138 unit bus listrik masih menggantung.

Apalagi, belum lama ini Menteri Perindustrian Agus Gumiwang menyatakan belum ada satu pun bus listrik produksi Indonesia yang mengantongi 40 persen Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN).

"Bus listrik belum ada yang 40 persen," kata Agus di sela-sela acara Jakarta Auto Week (JAW) 2023, Jumat (10/3/2023).

Hal ini tentunya membuat nasib bus listrik di tanah air masih seperti mobil listrik, belum diumumkan berapa nilai dari subsidinya.

Baca juga: Angka Ekspor Motor Februari 2023 Naik 16 Persen

Ketua Umum Asosiasi Karoseri Indonesia (Askarindo) Sommy Lumadjeng mengatakan, belum paham tentang rencana atau wacana pemerintah perihal subsidi bus listrik.

“Padahal, saat ini importir bus listrik yang produknya sudah ada di pasar juga masih sedikit, dan tata niaga mereka saya juga kurang paham karena masih ada yang Completely Built Up (CBU) juga, yang dipakai Transjakarta,” kata Sommy kepada Kompas.com, Senin (14/3/2023).

Sommy menjelaskan, kalau bus listrik CBU otomatis punya TKDN yang masih kecil sekali atau bahkan bisa juga masih 0 persen.

Sasis bus listrik Mercedes Benz eO500UMERCEDES-BENS-BUS.com Sasis bus listrik Mercedes Benz eO500U

Baca juga: Spesifikasi Lengkap Lexus RZ BEV di Indonesia

Bahkan, kalau ingin import CBU, pengenaan tarif impor harus sangat hati- hati. Hal itu agar tidak menjadi bumerang untuk industri dalam negeri yang sedang tumbuh.

“Memang betul kalau pemerintah menginginkan industri karoseri(terutama bus), hidup dan tumbuh di Indonesia, maka seharusnya untuk mempunyai TKDN yang hitungannya memadai. Karena dalam pembuatan bodi bus, industri dalam negeri sudah cukup mampu, bahkan juga bisa diterima untuk ekspor ke beberapa negara juga,” kata Sommy.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau