SEMARANG, KOMPAS.com - Travel menjadi armada mudik yang banyak diminati masyarakat karena harganya murah. Fasilitasnya pun dianggap menggiurkan, rata-rata perusahaan menawarkan servis antar jemput.
Namun, menjelang lebaran masyarakat sebaiknya waspada terhadap travel gelap berbagai tujuan yang beroperasi. Meskipun menawarkan harga sangat murah, akan tetapi penumpang tidak dilindungi asuransi lantaran armada tersebut tidak memiliki trayek.
Contoh di Semarang, bisnis travel gelap tujuan antar kota dan ke luar Provinsi ternyata masih banyak peminatnya. Mereka menawarkan tarif dibawah harga travel dan bus AKAP, serta sopir berani menjamin perjalanan Semarang-Jakarta atau sebaliknya bisa ditempuh 4-5 jam.
Salah satu sopir travel mengatakan, penumpang yang menggunakan jasanya biasanya meningkat dua hingga tiga kali lipat menjelang lebaran. Namun, soal harga justru beberapa sopir sepakat tidak menaikkan harga, tetapi disiasati dengan mencari penumpang sebanyak-banyaknya.
"Sekali jalan kita pasti membawa 7 orang, itu kalau pas mudik. Hari-hari biasa ya seadanya saja. Untung besar buat apa? Kan penumpang sedapatnya paling tidak cukup buat persiapan lebaran," kata salah seorang sopir yang enggan disebutkan namanya kepada Kompas.com, Jumat (3/3/2023).
Baca juga: Mengenal Pola Perjalanan Travel Gelap, Tarif Mulai Rp 250.000
Untuk pelayanan kepada penumpang, menurutnya, pengemudi siap antar jemput ke tujuan tanpa tambahan biaya. Ia pun mengaku, tidak mencari keuntungan besar lantaran khawatir penumpangnya hilang, kalah saing dari travel-travel lainnya.
Dalam sekali perjalanan, biaya operasional didapatkan dari hasil pembagian tiket dan kebutuhan untuk beli bahan bakar dan membayar tol. Setelah dipotong, sisanya merupakan keuntungan yang diperoleh pengemudi.
Namun, khusus hari libur nasional atau mudik lebaran, pengemudi mendapatkan bonus yang, menurutnya lumayan dari peningkatan jumlah penumpang.
"Sudah untung lumayan karena jumlah penumpang yang banyak. Biasa, untung sopir sekitar Rp 150-200 ribuan. Makanya, kan kita berani ambil risiko main kucing-kucingan sama petugas, nyari jalan tikus dan siap kejar target," ucapnya.
Bahkan, ia mengaku, jika H-7 sampai dengan H-1 lebaran banyak penumpang yang memilih travel pelat hitam karena tidak mendapatkan tiket pulang kampung.
Baca juga: Travel Gelap Mulai Ramai, Masyarakat Diminta Mudik Gunakan Bus Resmi
"Aturan ketat kita tetap dapat penumpang, banyak yang meninggalkan transportasi massal karena katanya tiket habis, dan penuh. Tapi, untuk aman tetap enggak lebih 7 orang plus barang. Sistemnya antar jemput, kan kita juga takut ketangkap pak polisi dan orang dishub," katanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.