JAKARTA, KOMPAS.com – Layanan Bus Antar Kota Antar Provinsi (AKAP) saat ini telah beragam dari berbagai perusahaan otobus (PO).
Bus sendiri merupakan kendaraan dengan mesin diesel yang kerap menggunakan bahan bakar solar. Biasanya, penggunaan solar sebagai bahan bakar dari setiap PO untuk bus AKAP dianggap lebih hemat daripada bensin.
Jarak tempuh yang jauh dan juga bermuatan besar tentunya membuat bus AKAP membutuhkan konsumsi solar yang tidak sedikit untuk setiap perjalanan.
Baca juga: Lin Jarvis Berharap Quartararo Bertahan Bersama Yamaha
Tessy, sopir bus PO Haryanto mengatakan jika dirinya tidak bisa menyebutkan secara pasti berapa liter solar yang dibutuhkan setiap mengantarkan penumpang.
Hal tersebut lantaran perusahaan milik ayah Rian Mahendra tersebut sudah mengisi penuh tangki BBM setiap armada sebelum digunakan.
“Mengenai mengisi BBM solar saya jarang mengkalkulasi berapa yang terpakai. Masalahnya pengisian BBM sudah langsung penuh dari perusahaan. Tapi untuk pengisian ditarget 200 liter,” kata sopir bus PO Haryanto jurusan Jakarta – Jepara tersebut kepada Kompas.com, Selasa (10/1/2023).
Jika dari sisi pengusaha, pemilik PO Sumber Alam Anthony Steven Hambali mengatakan, untuk jumlah solar setiap bus AKAP tidaklah pasti karena jarak tempuh dan rasio kendaraan berbeda satu sama lainnya.
Melengkapi hal tersebut, sopir bus AKAP dari PO Raya yang tidak ingin disebutkan namanya, mengatakan jika konsumsi solar dari tiap bus AKAP akan berbeda karena cara mengemudi sopir bus berbeda satu sama lain.
“Oper persneling dan kaki –kaki itu berpengaruh sekali. Contohnya dengan rute yang sama dan tipe bus yang sama itu bisa berbeda solar yang terbuang. Walaupun bedanya itu 10 atau 20 liter, itu dianggapnya tetap lebih boros,” kata sopir bus AKAP tersebut kepada Kompas.com.
Baca juga: Jangan Salah, Ini Beda Garansi dan Warranty Saat Beli Mobil Baru
Sopir bus AKAP rute Solo – Jakarta itu juga mengatakan jika kebutuhannya untuk sekali jalan itu sampai 400 liter solar. Angka pastinya tidak bisa ditentukan, namun biasanya berada di kisaran di atas 300 liter dan di bawah 400.
“Solar biasanya sudah di isi dari kantor. Biasanya sistem pengisian juga beda-beda, misalnya ada yang borongan sehingga harus di irit-irit. Jadi kalau bus yang solarnya borongan itu biasanya jarang kencang biar irit. Kalau ada sisa itu tidak dikembalikan ke kantor sehingga jatah crew ,” kata sopir bus PO Raya tersebut.
Dia juga mengatakan jika untuk pengisian tangki solar hingga penuh,ukuran dari setiap PO berbeda satu sama lain. Namun itu setiap full tank standar nya dari PO isi 200- 300 liter solar.
“ Kalau di Raya itu beda, isinya 500 liter karena tangkinya udah beda diganti,” kata sopir bus AKAP dari PO Raya tersebut.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.