JAKARTA, KOMPAS.com - Francesco Bagnaia membuka babak baru buat Ducati. Pebalap asal Italia itu berhasil mempersembahkan gelar Juara Dunia MotoGP yang terakhir diberikan oleh Casey Stoner pada 2007.
Setelah era Stoner dapat dikatakan semua pebalap Ducati "melempem." Nama-nama besar mulai dari Valentino Rossi, Andrea Dovisiozo, Andrea Iannone hingga Jorge Lorenzo tak sanggup menaklukkan Desmosedici.
Baca juga: Efek Jarang Ganti Minyak, Master Rem Mobil Bisa Keropos
CEO Ducati, Claudio Domenicali mengatakan gelar yang diraih Pecco Bagnaia merupakan hadian besar buat Ducati dan sekaligus mengembalikan citra yang pernah tercoreng usai zamannya Rossi.
“Ketika Anda mengambil pembalap paling terkenal di Italia dengan sembilan gelar dunia dan Anda tidak bisa menang, Anda juga merusak citra. Saya memegang jabatan pada tahun 2013, ketika baru saja keluar, dan saya mengambil bagiannya. Pada saat itu Anda hanya dapat kembali bekerja untuk memulai lagi," kata Domenicali, mengutip Tuttomotoriweb, Minggu (27/11/2022).
Domenicali sedikit membuka tabir mengapa kerjasama Ducati dan Rossi tidak berjalan baik. Bahkan dapat dikatakan saat bersama Ducati merupakan masa kelam dalam karier Rossi.
"Valentino tidak dapat diatur, kami menerima pukulan. Hubungan yang sulit dengan Valentino, juga menyebabkan 'bagian teknis meledak'," kata dia.
Baca juga: Masuk Era Elektrifikasi, Pasar Pelumas Dinilai Masih Menjanjikan
"Selama dua tahun kami bekerja keras untuk melakukan perubahan. Tetapi jika Anda tidak melakukan penelitian dengan tertib tetapi melakukannya dengan tergesa-gesa, Anda kehilangan kejernihan," kata dia.
Kini Ducati telah banyak berubah sejak era Rossi. Selama tiga musim terakhir Desmosedici merupakan motor paling kencang di lintasan MotoGP meski Pecco baru raih gelar pada 2022.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.