Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Alasan Baterai Kendaraan Listrik di Indonesia Masih Andalkan Impor

Kompas.com - 23/09/2022, 17:41 WIB
Janlika Putri Indah Sari,
Aditya Maulana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Kendaraan listrik kini menjadi popularitas di berbagai negara. Indonesia sendiri terbilang menjadi negara yang masih baru dalam mengenal ekosistem kendaraan listrik.

Kendati Pemerintah tengah menggaungkan kebijakan penggunaan kendaraan listrik, namun kendaraan listrik di Tanah Air masih mengandalkan impor baterai. Artinya belum ada pabrik baterai kendaraan listrik yang sepenuhnya dari dalam negeri.

Baca juga: Benarkah Metode Tambal Ban Tip Top Lebih Awet untuk Tubeless?

Direktur Pemasaran PT Intercallin Hermawan Wijaya mengatakan jika baterai siap pakai kendaraan listrik baik itu roda dua dan roda empat sampai hari ini masih impor.

“Terus yang jadi pertanyaanya kalau baterai pack ini kalau di buat di Indonesia yang harus dilihat lagi adalah pabrikan di Indonesia ada tidak yang mampu membuat. Itu pertanyaan pertama yang harus dijawab oleh para pengusaha,” kata Hermawan kepada Kompas.com, Jumat (23/9/2022).


Kemudian yang kedua, kata Hermawan apakah nantinya jika perusahaan kendaraan, baik roda dua atau roda empat mau membeli baterai dari perusahaan lokal tersebut.

Ekosistem kendaraan listrik adalah hal yang baru bagi Indonesia, maka dari itu masih ada keterbatasan untuk memproduksi baterai dalam negeri.

Baterai motor listrik Gesits G1 dipamerkan di ajang Periklindo Electric Vehicle Show (PEVS) 2022 di JI Expo Kemayoran, Jakarta, Kamis (28/7/2022). Gesits G1 memiliki fitur unggulan salah satunya adalah fitur peta digital yang bisa dinikmati pemilik kendaraan melalui panel indikator. Sehingga, pemilik tidak perlu repot memakai telepon genggam untuk memakai peta selama berkendara.KOMPAS.com/KRISTIANTO PURNOMO Baterai motor listrik Gesits G1 dipamerkan di ajang Periklindo Electric Vehicle Show (PEVS) 2022 di JI Expo Kemayoran, Jakarta, Kamis (28/7/2022). Gesits G1 memiliki fitur unggulan salah satunya adalah fitur peta digital yang bisa dinikmati pemilik kendaraan melalui panel indikator. Sehingga, pemilik tidak perlu repot memakai telepon genggam untuk memakai peta selama berkendara.

Jika memaksakan untuk membuat pabrik baterai produksi dalam negeri, baterai tersebut belum tentu dapat menarik minat dari perusahaan otomotif lantaran belum punya pengalaman sebelumnya.

Setiap perusahaan otomotif biasanya punya skala ketentuan yang cukup berat sehingga masih mengandalkan impor baterai.

Baca juga: Ingat, Fatalnya Sepelekan Tekanan Udara Ban Mobil

“ Itu dua hal yang menurut saya cukup krusial seperti persoalan telur dan ayam yang tidak selesai hingga sekarang. Itu yang bikin jadi penyebab sulitnya ada perusahaan baterai lithium di Indonesia,” kata Hermawan.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau