JAKARTA, KOMPAS.com - Aki atau baterai mobil dilengkapi dengan indikator menyerupai mata kucing. Indikator tersebut menginformasikan kepada pengguna tentang kondisi aki, apakah membutuhkan untuk diisi daya, rusak atau bagus.
Instrumen indikator tersebut berupa kombinasi warna biru bila kondisi aki bagus, putih bila perlu diisi daya, dan merah bila kendala memerlukan bantuan mekanik handal.
Namun, muncul anggapan dari masyarakat bahwa indikator tersebut tidak akurat sehingga memerlukan pemeriksaan dengan alat khusus. Lantas, apakah benar anggapan tersebut?
Baca juga: Cara Berkendara Seperti Ini Bisa Bikin Aki Mobil Jadi Awet
Mekanik Shop & Drive Pondok Bambu Alfiyan Iqbal mengatakan, indikator pada aki bisa jadi patokan pengendara walau tidak sepenuhnya akurat.
“Buat patokan pengendara sih bisa, cuma biar akurat memang butuh hidrometer untuk mengecek pada masing-masing sel, karena indikator cuma mewakili 1 sel saja, sedangkan aki ada 6 sel,” ucap Alfiyan kepada Kompas.com, Jumat (9/9/2022).
Dia mengatakan beberapa kasus ada kerusakan sel pada bagian yang tidak dilengkapi dengan indikator, itu indikator tidak menunjukkan terjadi kerusakan tapi ketika diukur voltase di bawah spesifikasi.
Baca juga: Mitos atau Fakta, Aki Bebas Perawatan Tidak Perlu Dirawat Sama Sekali?
“Jadi kalau ada sel rusak yang tidak pas di posisi indikator tersebut, kerusakan sel tidak akan terdeteksi, nah itu yang menyebabkan indikator mata kucing tidak akurat,” ucap Alfiyan.
Dia juga mengatakan setiap satu sel aki yang sehat dapat menghasilkan sekitar 2 volt beda potensial, jadi ketika ada satu sel saja rusak maka voltase aki menjadi sekitar 10 volt.
“Aki yang beda potensialnya hanya sekitar 10 volt maka cenderung tidak kuat untuk memenuhi kebutuhan perangkat elektronik di mobil, terutama saat awal start,” ucap Alfiyan.
Baca juga: Bagus Mana, Aki Bebas Perawatan atau Aki Basah?
Jadi, indikator ini sebenarnya cukup akurat, hanya saja setiap sel pada aki terpisah. Hal itu membuat setiap sel memiliki kondisi masing-masing. Sementara indikator tersebut hanya mampu mendeteksi satu sel sebagai sampel, jadi kurang bisa dipercaya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.