JAKARTA, KOMPAS.com - Berbagai merek sepeda motor listrik mulai getol masuk ke Indonesia. Beberapa merupakan alih merek jenama asal China yang mencari ceruk pasar baru berharap peningkatan tren kendaraan listrik.
CEO PT Benelli Anugerah Motor Pusaka Steven Kentjana Putra mengatakan, tantangan saat ini dari banyaknya merek yang ada perlu keseragaman baterai agar motor listrik bisa diserap secara masif.
Baca juga: Target Penjualan Mazda 2 Sedan dan CX-8, di Atas 40 Unit per Bulan
Seperti diketahui, baterai motor listrik ibarat bensin di mesin pembakaran internal. Spesifikasi dan ukuran yang berbeda antara satu merek dengan lainnya bisa jadi hambatan di masyarakat.
"Ini tantangannya banyak. Dengan banyaknya merek yang ada saat ini dan eksis jadi kontra produktif, mengapa, karena semua merek punya gengsi," kata Steven, kepada Kompas.com, di JIExpo, Kemayoran, Jakarta, akhir pekan lalu.
"Pemerintah, regulator punya standar, kalau saya bisa dikatakan tidak (gengsi), kalau memang ada SNI saya minta kolaborasi pabrik ikuti, dimensi baterai begini, spek begini sesuai dengan kompartemen kita," kata dia.
Steven dengan tegas mendukung upaya pemerintah membuat standar baterai motor listrik supaya ada keseragaman di pasar.
Baca juga: Target Penjualan Mazda 2 Sedan dan CX-8, di Atas 40 Unit per Bulan
"Saya mendukung SNI baterai, tapi saat ini tidak mudah karena sudah kontra produktif, karena yang terdaftar di Kemenperin sudah 40 merek, jadi semua masih akan terus mencoba egonya masing-masing," kata dia.
"Intinya buat saya supaya populasi motor listrik makin banyak masalah baterai tidak masalah," ungkap Steven.
Secara terpisah, Direktur ILMATE Kementerian Perindustrian Taufiek Bawazier, mengatakan, Kemenperin bersama Badan Standardisasi Nasional (BSN), telah memiliki 10 standarisasi guna memastikan baterai kendaraan listrik yang digunakan aman dan tak menimbulkan bahaya.
Taufiek mengatakan, 10 standarisasi tersebut terkait dengan keamanan, efisiensi, bentuk dan ukuran, serta SPKLU.
Baca juga: Percepat Era Elektrifikasi, Produsen Mobil Diminta Bangun Komponen Kendaraan Listrik di Indonesia
“Jadi dari kementerian-kementerian terkait telah menetapkan standarisasi untuk menciptakan perlindungan konsumen dan pabrikan. Jangan sampai baterai yang dibuat, ketika di charger, malah tidak aman,” ucap Taufik, di JIExpo Kemayoran, Senin (25/7/2022).
“Tapi saat ini konsep kami adalah mengembangkan dulu. SNI adalah konsensus, jadi semua pihak terkait harus terlibat di sini agar standar yang dibuat nanti menjadi lebih baik, melindungi, dan industrinya bisa tumbuh,” lanjutnya.
Namun dia juga menyarankan kepada pelaku industri baterai dan pabrikan, agar tidak membuat baterai hanya untuk kendaraan listrik tertentu saja, melainkan bisa dipakai lintas merek.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.