SEMARANG, KOMPAS.com - Tak hanya mobil baru, di segmen mobil bekas peminat transmisi otomatis alias matik, juga cukup tinggi.
Hal tersebut tak lepas dari faktor kemudahan operasional, dan harga yang lebih terjangkau saat membeli dalam kondisi bekas pakai.
Namun, meminang mobil matik bekas, perlu hati-hati. Pasalnya bila unit yang dibeli memiliki riwayat perawatan kurang baik, besar kemungkinan kondisi transmisi tak lagi mulus.
Kepala Bengkel Toyota Nasmoco Gombel Semarang Mohammad Syafruddin mengatakan, jika salah pilih harga perbaikan bisa dua kali lipat lebih mahal dari harga mobil.
Baca juga: Perbedaan Transmisi Mobil CVT dengan Matik Konvensional
"Perbaikan transmisi mobil matik mahal, bisa-bisa kalau kerusakan parah disarankan untuk mengganti segelondong (komplet)," ucapnya, kepada Kompas.com, Selasa (19/7/2022).
Agar tak menyesal, Syafruddin memberikan beberapa poin yang wajib di cek ketika akan membeli mobil matik bekas, yakni ;
Kondisi Oli
Syafruddin mengatakan, bagus atau tidaknya kondisi transmisi mobil matik bisa dilihat dari kondisi oli.
Bila warna oli hitam pekat, bisa jadi ada indikasi telat ganti atau masalah pada bagian transmisinya.
"Calon pembeli bisa melihat fisik kondisi oli untuk di cocokan dengan servis record. Kalau oli baru tetapi warnanya sudah berubah hitam pekat bisa jadi tanda terjadinya kerusakan transmisi matik," katanya.
Baca juga: Diperluas, Pendaftaran Pertalite Dibuka untuk Warga Jakarta dan Bekasi
Kebocoran
Untuk kemungkinan overhaul komponen transmisi matik, menurut Syafruddin bisa dilihat dari adanya rembesan oli di beberapa titik.
"Jika ditemukan rembesan pelumas pada bodi transmisi matik, berarti ada kebocoran. Lama kelamaan bisa merembet dan berisiko kerusakan fatal," ujar Udin.
Lampu Indikator
Menurut Syafruddin, saat melakukan test drive calon pembeli bisa memastikan tak ada indikator check engine yang menyala.