Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Masih Banyak Pengendara Motor Terobos Jalur TransJakarta?

Kompas.com - 08/07/2022, 08:12 WIB
Aprida Mega Nanda,
Aditya Maulana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemandangan pengendara motor yang menerobos jalur TransJakarta masih bisa dilihat setiap harinya.

Meski sudah jelas ada larangan bahwa jalur tersebut dibuat khusus untuk TransJakarta, tak sedikit pemotor yang nekat untuk tetap melewati jalur tersebut.

Bahkan, walaupun sudah ada petugas tak membuat pengendara motor kapok, dan justru malah bergotong royong mengangkat motor untuk keluar dari busway.

Pengamat transportasi Budiyanto mengatakan, permasalahan lalu lintas yang sangat menonjol adalah masalah kemacetan. Sebab, pada umumnya jalan di Jakarta sudah mengalami over capacity. Situasi ini diperparah dengan disiplin masyarakat pengguna jalan yang relatif rendah.

Baca juga: Paket Konversi Motor BMW Jadul Jadi Motor Listrik

“Melihat busway yang relatif lenggang, mereka kemudian menerobos jalur tersebut,” ucap Budiyanto, saat dihubungi Kompas.com belum lama ini.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Lensa Berita Jakarta (@lensa_berita_jakarta)

“Padahal, semua orang yang tahu bahwa jalur TransJakarta dibangun untuk kelancaran, keamanan, keselamatan, dan prioritas untuk kendaraan angkutan umum bus TransJakarta,” lanjutnya.

Menurut Budiyanto, ada beberapa hal yang melatarbelakangi fenomena tersebut.

“Pertama, kurang maksimalnya pengawasan dan masih dengan cara-cara konvensional. Sehingga, belum dapat menjangkau seluruh koridor yang ada,” katanya.

Baca juga: Daftar Harga Ban Motor per Juli 2022

Selain itu, ia melanjutkan, disiplin pengguna jalan relatif rendah, ditambah dengan tidak adanya petugas dan situasi macet. Hal-hal tersebut membuat pemotor berusaha untuk menerobos jalur TransJakarta.

“Penegakan hukumnya juga kurang maksimal. Lalu, pada lokasi-lokasi tertentu tidak dipasang water barrier. Di beberapa lokasi juga diberlakukan mix traffic atau lalu lintas campuran, peluang untuk menerobos lokasi berikutnya,” ucapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau