JAKARTA, KOMPAS.com – Bus pariwisata menjadi salah satu pilihan bagi sejumlah orang untuk bepergian dengan jumlah peserta yang relatif banyak. Dengan bus pariwisata, belasan hingga puluhan orang bisa diangkut dalam sekali perjalanan.
Akan tetapi, konsumen harus pintar-pintar dalam memilih bus pariwisata. Sebab, belakangan sering terjadi insiden yang melibatkan kendaraan tersebut.
Kepala Bidang Angkutan Penumpang DPP Organda Kurnia Lesani Adnan mengimbau, agar masyarakat menghindari bus pariwisata murah.
Baca juga: Video Viral, Bus Ditahan di SPBU karena Ada yang Buang Air
“Jadi kalau kami perhatikan, masih banyak masyarakat yang mengabaikan regulasi, tapi mengutamakan harga murah. Jadi bukan berarti murah itu jelek, tapi relatif tidak terstruktur dengan baik,” ujar Sani, dalam webinar ‘Keselamatan Angkutan untuk Wisata Nyaman’ (8/6/2022).
Menurutnya, dari 10 kecelakaan yang melibatkan bus, 8 kecelakaan dipastikan unregulation atau tidak diatur dengan benar.
“Jadi izinnya tidak jelas, perusahaannya tidak jelas, manajemennya relatif tidak jelas. Jadi harus ada pengawasan yang jelas, bukan dari Kemenhub atau Polri saja, tapi juga dari masyarakat pengguna,” kata Sani.
Baca juga: Ini Alasan kenapa Tidak Boleh Buang Air Besar di Toilet Bus
Sementara itu, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) mencatat, sopir atau pengemudi jadi faktor penyumbang kecelakaan bus terbesar.
Oleh sebab itu, sudah sepatutnya pengemudi bus atau sopir kendaraan besar dibekali dengan kualifikasi yang mumpuni.
“Dalam setiap kecelakaan, faktor driver adalah penyumbang terbesar. Catatan kami, 61 persen penyumbang kecelakaan dari driver-nya,” ujar Kasudbit Manajemen Keselamatan Kemenhub Heri Prabowo, pada kesempatan yang sama.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.