JAKARTA, KOMPAS.com - Proses transformasi menuju era elektrifikasi kendaraan bermotor pada suatu negara berkembang, diakui akan sedikit lebih lambat. Hal tersebut karena terdapat suatu aspek krusial yang menjadi hambatan utama.
Salah satunya, sebagaimana dikatakan Co Founder & Chief Championship Officer Formula E Alberto Longo dalam webinar bertajuk 'Jakarta E-Prix Sustainability Talk Finale; Jakarta Electric Race, Change, Accelerated,' yaitu keterbatasan dana.
“Padahal mereka adalah negara yang berdampak besar, karena akhirnya masalah pemanasan global menjadi nyata bagi seluruh dunia,” ujar dia, Selasa (7/6/2022).
Baca juga: Kendala Besar Kendaraan Listrik, Harga Lithium Makin Mahal
Oleh karenanya, Longo berpendapat bahwa pada suatu negara agar bisa menuju era elektrifikasi secara cepat dan optimal, diperlukan kerja sama dari semua pihak.
Termasuk bantuan dari luar negeri, agar proses transformasi di negara-negara dimaksud tidak terlalu membebani keuangan negaranya.
“Menurut saya, hal utama yang dapat mereka lakukan adalah membantu secara finansial negara yang sedikit tertinggal itu dalam hal transformasi energi. Saya yakin kita sedang menuju ke sana,” katanya.
Selain itu, percepatan era elektrifikasi juga tidak bisa dilakukan oleh satu pihak saja. Bahkan, kota dan para pemimpin negara, harus serius berkolaborasi secara berkesinambungan karena jadi kunci keberhasilan.
Baca juga: Pekan Depan, Tilang Manual Dihapus dan Diganti Tilang Elektronik
“Investor juga sangat penting karena tanpa mereka kami tak bisa sampai di sini. Lalu para mitra dan tim kami sendiri menyiapkan platform ini untuk mempromosikan mobil listrik, dan membuatnya menjadi makin seksi," kata Longo.
"Jadi diperlukan kolaborasi dari kita semua,” lanjutnya.
Adapun selama dihelatnya laga Formula E, ia mengklaim bahwa penjualan mobil listrik dari merek yang ikut kejuaraan telah meningkat tajam. Tetapi tidak disebutkan secara rinci peningkatannya itu.
Baca juga: Belum Lama Dijual di Indonesia, Hyundai Setop Produksi Ioniq Juli 2022
“Permintaannya akan menjadi besar dan tentu tidak ada yang akan siap apabila kita harus mengganti semua mobil di dunia dalam dua atau tiga tahun menjadi kendaraan listrik," katanya.
"Namun jika tenggatnya adalah tahun 2035, saya rasa para produsen sudah punya strategi masing-masing. Mereka pasti sudah tahu bila bahan bakar minyak sudah tamat, terutama untuk industri ini,” ujar Longo lagi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.