Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Akselerasi Era Kendaraan Listrik, Kemenperin Kembangkan Swap Baterai

Kompas.com - 02/06/2022, 18:21 WIB
Ruly Kurniawan,
Azwar Ferdian

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mengungkapkan sedang berupya mengembangkan teknologi swap baterai bersama berbagai pihak, untuk mendukung percepatan era elektrifikasi kendaraan bermotor nasional.

Melalui pengembangan fasilitas penting terkait, Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika (ILMATE) Kemenperin, Taufiek Bawazier percaya, dapat mendorong Indonesia jadi pemain penting dalam global supply chain kendaraan listrik.

“Kami berupaya mempercepat pengembangan ekosistem di kendaraan listrik yang terintegrasi dari hulu sampai hilir, sehingga menjadi pemain penting dalam global supply chain, termasuk upaya untuk memproduksi kendaraannya,” kata dia, Selasa (1/6/2022).

Baca juga: Mobil Listrik Bukan Satu-satunya Cara Tekan Emisi Udara

Akselerasi Kendaraan Listrik, Kemenperin Kembangkan Teknologi Swap BatteryHumas Kemenperin Akselerasi Kendaraan Listrik, Kemenperin Kembangkan Teknologi Swap Battery

Pengembangan kendaraan listrik juga, lanjut Taufiek diharapkan dapat mendukung pemenuhan komitmen pemerintah terkait pengurangan emisi Gas Rumah Kaca (GRK) sebesar 29 persen pada tahun 2030.

Kemudian pada 2060, Indonesia diharapkan masuk ke emisi nol atau net zero carbon emission, termasuk dalam aktivitas manufaktur. Komitmen ini disepakati dalam ajang Conference of Parties (COP26) di Glasgow.

”Pemerintah Indonesia telah menunjukkan komitmen kuat untuk berperan dalam menanggulangi perubahan iklim, dan telah menetapkan target net zero emission pada tahun 2060 atau lebih cepat jika mendapat dukungan internasional sebagaimana disepakati dalam COP26," kata Tuefiek.

Dalam proses percepataan ekosistem kendaraan listrik di Indonesia, pihak Kemenperin telah menjalin kerja sama dengan The New Energy and Industrial Technology Development Organization (NEDO), Japanese Executing Agency, dan Indonesia R&D Institution.

Baca juga: Tiket Nonton Formula E Jakarta 2022 Masih Tersedia

Pengemudi ojek daring mengganti baterai sepeda motor listrik dengan yang sudah penuh terisi di Stasiun Penukaran Baterai Kendaraan Listrik Umum (SPBKLU) di SPBU Pertamina, Jalan MT Haryono, Jakarta, Senin (28/3/2022). Pemerintah Indonesia menargetkan dua juta kendaraan listrik dapat digunakan oleh masyarakat Indonesia pada 2025 sebagai salah satu upaya untuk menerapkan penggunaan energi terbarukan.KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG Pengemudi ojek daring mengganti baterai sepeda motor listrik dengan yang sudah penuh terisi di Stasiun Penukaran Baterai Kendaraan Listrik Umum (SPBKLU) di SPBU Pertamina, Jalan MT Haryono, Jakarta, Senin (28/3/2022). Pemerintah Indonesia menargetkan dua juta kendaraan listrik dapat digunakan oleh masyarakat Indonesia pada 2025 sebagai salah satu upaya untuk menerapkan penggunaan energi terbarukan.

Kerja sama tersebut mencangkup proyek demonstrasi sepeda motor listrik dengan teknologi swap baterai.

Lebih lanjut, hasil studi proyek tersebut dapat memberikan gambaran menyuluruh mengenai model bisnis battery swap dan dampaknya terhadap industri kendaraan bermotor.

Sehingga dapat dijadikan referensi untuk mendukung investasi dalam pengembangan ekosistem kendaraan bermotor rendah emisi dan ramah lingkungan di Indonesia.

“Kami apresiasi kepada semuanya atas kontribusi dan kerjasamanya sehingga proyek demonstrasi sepeda motor listrik dengan teknologi swap battery dapat dilaksanakan dengan baik di tengah situasi pandemi Covid-19,” ujar Taufiek.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau