Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bahaya Mengantuk Saat Berada di Ruas Tol Surabaya-Probolinggo

Kompas.com - 26/04/2022, 15:03 WIB
Aprida Mega Nanda,
Azwar Ferdian

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Tol Surabaya-Probolinggo yang membentang sepanjang 75 kilometer memiliki kontur jalan yang lurus dan panjang. Hal ini bisa membuat pengendara terlena dan akhirnya mengantuk, apalagi usai melakukan perjalanan panjang dari arah Jakarta.

Kondisi itulah yang terpantau dan di alami tim Merapah Trans Jawa 2022 saat menempuh etape kedua Surabaya-Probolinggo, Selasa (26/4/2022).

Seperti diketahui, mengantuk menjadi salah satu faktor terbesar dari penyebab kecelakaan. Atas dasar itu, jika mengantuk sebaiknya mencari rest area dan melakukan tidur singkat alias power nap.

Baca juga: Pemudik Harus Hati-hati, Ini Titik Rute Rawan Longsor di Jalur Puncak

Training Director Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC) Jusri Pulubuhu mengatakan, pengemdui untuk tidak memaksakan diri terus mengemudi jika mengantuk.

Tol Sumo terdiri dari 4 seksi, yakni, Seksi IA dari Waru hingga Sepanjang, seksi IB, Sepanjang-WRR, Seksi II dari WRR-Driyorejo, Seksi III Driyorejo - Kriyan, dan Seksi IV Kriyan-Mojokerto. Tol Sumo terdiri dari 4 seksi, yakni, Seksi IA dari Waru hingga Sepanjang, seksi IB, Sepanjang-WRR, Seksi II dari WRR-Driyorejo, Seksi III Driyorejo - Kriyan, dan Seksi IV Kriyan-Mojokerto.

“Karena begitu stamina menurun, maka kemampuan persepsi dan reaksi motorik akan berkurang,” ucap Jusri.

Untuk mencegah mengantuk selama berkendara, Jusri menyarankan pengemudi untuk beristirahat paling lama setiap dua jam sekali.

“Itu paling lama, tapi kalau sudah mengantuk sebaiknya berhenti,” kata dia.

Baca juga: Pemudik Bisa Titip Sepeda Motor di Polres Bekasi Kota, Ini Syaratnya

Selain itu, pengemudi juga disarankan untuk mendengarkan musik, mengajak penumpang yang ada disebelah untuk mengobrol, ataupun stimulasi otak dengan membaca apa yang terlihat.

“Ketika melihat ada mobil mogok di pinggir, bisa saja ada orang yang menyebrang dari mobil itu. Itu namanya membaca. Dengan begitu otak kita tidak akan mengalami stagnasi,” katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau