Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ingin Punya Motor Listrik, Lebih Baik Beli Baru atau Konversi?

Kompas.com - 23/03/2022, 09:12 WIB
Aprida Mega Nanda,
Aditya Maulana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah saat ini terus mendorong penggunaan motor listrik lantaran dinilai lebih ramah lingkungan. Cepat atau lambat, sepeda motor listrik kini juga seakan sudah menjadi tren.

Bagi calon konsumen yang tertarik dengan motor listrik kini cukup mudah untuk mendapatkannya. Sudah banyak merek motor listrik yang beredar di pasaran, mulai dari merek lokal seperti Gesits sampai impor.

Namun ada alternatif lain bagi Anda yang ingin menuju tren elektrifikasi dengan harga yang lebih murah, yakni dengan melakukan konversi atau modifikasi motor bahan bakar konvensional yang diubah menjadi motor listrik.

Baca juga: Komparasi Motor Listrik Grab dan Gojek, Siapa Lebih Unggul?

Keunikan konversi ini adalah memakai motor lama yang bisa diubah jadi motor listrik. Sehingga para pemiliknya tetap punya rasa kedekatan dengan motor lama tetapi berjantung milenial.

Lantas bagi orang yang baru memakai motor listrik lebih baik beli motor baru atau konversi?

Punggawa Emostra Garage Dharmawan Somaatmadja mengatakan, buat orang yang baru tertarik memakai motor listrik lebih baik membeli motor baru.

Motor listrik hasil konversi dengan basis motor bebek Honda AstreaKompas.com/Donny Motor listrik hasil konversi dengan basis motor bebek Honda Astrea

“Kenapa? Karena semua sudah dipikirkan. Ada garansi dan pasti dipikirkan soal standar yang lainnya,” ucap Dharmawan beberapa waktu lalu.

Sementara untuk kekurangannya adalah, konsumen harus kompromi terhadap desain dan spesifikasi yang ada. Sedangkan kalau konversi bisa dibangun sesuai keinginan.

“Kalau untuk spesifikasi itu balik ke kemampuan. Tinggal disesuaikan. Saat ini biaya yang paling tinggi itu baterai,” katanya.

Baca juga: Tips Cegah Highway Hypnosis Saat Nyetir Jarak Jauh

Hal yang sama juga diungkapkan oleh Ario Zainuddin yang RX-King elektriknya pernah dipinjam oleh redaksi beberapa waktu lalu. Ia mengatakan, konversi dilakukan untuk memberikan ‘napas’ baru.

“Kecuali orang seperti saya yang kurang suka sama motor baru, sukanya motor lama,” ucap Ario.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com