Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kecelakaan Truk di Rapak Balikpapan, Ini yang Harus Dilakukan Sopir buat Hindari Rem Blong

Kompas.com - 21/01/2022, 13:21 WIB
Aprida Mega Nanda,
Azwar Ferdian

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com - Terjadi kecelakaan beruntun di jalan di persimpangan menuju Jalan Soekarno-Hatta, Kelurahan Muara Rapak, Kecamatan Balikpapan Utara, Kota Balikpapan, Kalimantan Timur, pada Jumat (21/1/2022) pagi.

Kecelakaan yang melibatkan banyak kendaraan ini diduga disebabkan oleh rem truk yang blong, sehingga pengemudi tidak bisa mengendalikan kendaraan hingga akhirnya menabrak enam unit mobil, dan 10 sepeda motor.

Perlu diketahui, rem truk berbeda daripada mobil kecil. Kebanyakan truk sudah menggunakan sistem full air brake atau rem angin pada pengeremannya. Sedangkan mobil biasa masih menggunakan rem minyak atau hidrolik.

Baca juga: Kecelakaan Truk di Rapak Balikpapan, Kenapa Sopir Tidak Buang Badan Truk ke Kiri?

Training Director Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC) Jusri Pulubuhu mengatakan, sistem yang berbeda tentu membutuhkan perawatan yang berbeda pula.

Rem truk dan rem angin membutuhkan pemeriksaan kelaikan sebelum, saat, dan setelah mengemudi,” ucap Jusri kepada Kompas.com, beberapa waktu lalu.

Sebelum mengemudi truk dengan rem angin, maka setiap pagi mereka harus memeriksa air brake check. Diperhatikan slack adjuster di chamber untuk memastikan keseimbangan distribusi angin ke masing-masing roda.

Bangkai truk yang menimpa pengendara motor saat dievakuasi dari dalam kali, Senin (8/2/2021). (SURYA.CO.ID/HANIF MANSHURI) Bangkai truk yang menimpa pengendara motor saat dievakuasi dari dalam kali, Senin (8/2/2021).

Pengemudi harus membuang angin dari air tank sebelum menghidupkan mesin. Ini harus dilakukan setiap hari karena udara yang ada di tangki akan menjadi air di pagi hari. Jika dibiarkan bisa jadi angin palsu yang membuat kemampuan rem berkurang.

“Kemudian periksa apakah ada kebocoran, lalu nyalakan mesin selama satu menit, seharusnya udara di tangki sudah kembali terisi. Sebelum jalan, periksa dengan menginjak rem, memastikan bekerja atau tidak,” kata dia.

Saat mengemudi, rem kaki pada truk atau service brake sebaiknya jangan terus digunakan. Manfaatkan rem lain seperti exhaust brake, engine brake dan retarder untuk mengurangi laju kendaraan.

Menurut Jusri, tujuan menggunakan exhaust brake bukan untuk menghentikan kendaraan, tetapi mengurangi lajunya. Sehingga kerja service brake tidak bekerja terlalu berat.

“Karena jika sering digunakan, bisa mengalami panas berlebih dan akan menjadi penurunan performa rem atau brake fading,” katanya.

Sejumlah warga memerhatikan mobil yang hancur ditabrak truk usai kecelakaan beruntun di jalur tengah Tegal-Purwokerto, Bumiayu, Brebes, Jawa Tengah, Senin (10/12/2018). Truk pengangkut beras yang diduga mengalami rem blong tersebut menabrak 14 mobil, 19 motor dan bangunan rumah sakit tersebut mengakibatkan empat orang meninggal dan sejumlah warga luka-luka. ANTARA FOTO/Oky Lukmansyah Sejumlah warga memerhatikan mobil yang hancur ditabrak truk usai kecelakaan beruntun di jalur tengah Tegal-Purwokerto, Bumiayu, Brebes, Jawa Tengah, Senin (10/12/2018). Truk pengangkut beras yang diduga mengalami rem blong tersebut menabrak 14 mobil, 19 motor dan bangunan rumah sakit tersebut mengakibatkan empat orang meninggal dan sejumlah warga luka-luka.

Adapun ketika kendaraan selesai bertugas, ada kebiasaan buruk dari pengemudi untuk mendinginkan rem, yaitu disiram dengan air. Padahal ini bisa menyebabkan konstruksi rem akan rusak.

Baca juga: Diduga Rem Blong, Truk Tronton Tabrak Banyak Kendaraan di Rapak Balikpapan

“Kemudian lakukan post driving check. Pastikan kondisi kendaraan itu laik, cek selang angin dan lainnya. Kemudian pengemudi juga harus buang angin yang ada di tangki agar tidak terjadi penumpukan,” ucap Jusri.

Selain itu, Jusri menyarankan, jika tangki udara kosong pada truk yang full air brake rem akan mengunci sehingga tidak bergerak kemana-mana, jadi lebih aman.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau