Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mobil Sering Diisi Premium, Ketahui Efek Sampingnya pada Mesin

Kompas.com - 11/01/2022, 10:12 WIB
Donny Dwisatryo Priyantoro,
Aditya Maulana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Penghapusan bahan bakar minyak (BBM) jenis Premium masih menjadi wacana, karena sampai sekarang tetap dijual oleh pemerintah. Padahal, ada efek samping pada mesin jika memakai bahan bakar tersebut.

Untuk diketahui, Premium memiliki nilai oktan paling rendah di antara BBM lainnya. Bahan bakar ini memiliki Research Octane Number (RON) 88.

Baca juga: Efek Negatif Mobil Kompresi Tinggi Tenggak BBM Premium

Salah satu alasan Premium paling banyak digunakan adalah karena BBM ini disubsidi pemerintah. Sehingga, harga per liternya jadi terjangkau alias murah.

Aktivitas pengisian bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi jenis premium di Stasiun Pengisian Bahan Bakar untuk Umum (SPBU) 34-10206, Jakarta, Jumat (12/4/2013).KOMPAS/PRIYOMBODO Aktivitas pengisian bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi jenis premium di Stasiun Pengisian Bahan Bakar untuk Umum (SPBU) 34-10206, Jakarta, Jumat (12/4/2013).

Totok Trilaksono, Kepala Bengkel Auto2000 Kenjeran B&P, mengatakan, ada beberapa komponen pada mesin mobil yang bisa cepat rusak karena pemakaian Premium.

Pertama, filter bensin. Totok mengatakan, tidak ada panduan mengenai kapan umur penggantiannya. Namun, biasanya dilakukan ketika ada gejala saja atau saat diperiksa sudah tidak layak digunakan.

Baca juga: Efek Jangka Panjang Pakai Premium, Bisa Keracunan Gas Buang Kendaraan

“Jika gejalanya sudah mampet-mampet kita ganti. Jadi ini juga tergantung dari kualitas bahan bakarnya sendiri,” ujar Totok, kepada Kompas.com, beberapa waktu lalu.

Pengendara motor mengantre di SPBU untuk mengisi bahan bakar minyak (BBM) jenis premium, di Bali, Selasa (26/8/2014).AFP PHOTO / SONNY TUMBELAKA Pengendara motor mengantre di SPBU untuk mengisi bahan bakar minyak (BBM) jenis premium, di Bali, Selasa (26/8/2014).

Kedua, pengaruh pada busi. Penggunaan Premium secara terus menerus akan membuat usia pakai komponen ini menjadi lebih singkat.

Busi itu normalnya 20.000 km, tapi tapi busi sekarang ini sudah iridium jadi 100.000 baru diganti. Nah itu bisa lebih cepat digantinya jika masih nekat pakai Premium,” kata Totok.

kerak pada klep dan pistonAris Harvenda/Otomania kerak pada klep dan piston

Ketiga, cylinder head. Mesin akan mengalami knocking atau ngelitik. Sehingga, kemungkinan besar harus membongkar bagian cylinder head untuk membersihkan kerak karbon.

“Bongkar itu mahal, di mana biayanya berkisar Rp 3 juta sampai Rp 4 juta. Itu dilakukan kalau pakai cairan kimia masih belum bisa bersih,” ujar Totok.

Keempat, tangki bahan bakar. Bagian ini perlu dikuras lebih sering, sekaligus juga untuk mengetahui kondisi filter bensin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com