Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sering Mencampur Bahan Bakar Beda Oktan pada Motor, Ini Akibatnya

Kompas.com - 02/01/2022, 10:21 WIB
Arif Nugrahadi,
Azwar Ferdian

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Saat ini sudah banyak pilihan jenis bahan bakar minyak (BBM) di seluruh stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) di seluruh Indonesia.

Setiap jenis bahan bakar minyak memiliki Research Octane Number atau sering disebut dengan RON yang berbeda. RON adalah angka identifikasi untuk komparasi antara heptana dan isooktana pada bahan bakar minyak.

Baca juga: Pengendara Kena Tilang dan Tangki Bensin Dikuras Dinilai Berlebihan

Dengan adanya berbagai pilihan jenis bensin, pengguna kendaraan juga harus paham dalam memilih bahan bakar yang sesuai dengan spesifikasi mesin dan kompresi motor.

Jenis bahan bakar rekomendasi dari pabrikan motor biasanya sudah dituliskan di dalam buku manual pemilik kendaraan. Namun, tak sedikit pemilik kendaraan mencampur bahan bakar minyak (BBM) dengan jenis yang berbeda untuk kendaraan mereka.

Petugas melayani pembeli Pertalite di SPBU Abdul Muis, Jakarta Pusat, Jumat (24/7/2015). PT Pertamina (Persero) mulai menjual Pertalite dengan oktan 90 kepada konsumen dengan harga Rp.8400 perliter. KOMPAS IMAGES/KRISTIANTO PURNOMOKRISTIANTO PURNOMO Petugas melayani pembeli Pertalite di SPBU Abdul Muis, Jakarta Pusat, Jumat (24/7/2015). PT Pertamina (Persero) mulai menjual Pertalite dengan oktan 90 kepada konsumen dengan harga Rp.8400 perliter. KOMPAS IMAGES/KRISTIANTO PURNOMO

Meski begitu, tidak sedikit pemilik kendaraan yang percaya bahwa dengan mencampur berbagai jenis bensin di dalam tangki akan membuat pembakaran lebih baik dengan biaya yang lebih murah.

Dwi Suwanto, Instruktur Service PT Surya Timur Sakti Jatim Yamaha area Surabaya menjelaskan, mencampur bahan bakar yang berbeda oktan sebenarnya malah merugikan bagi pemilik motor sendiri.

Baca juga: Pahami Bahaya Jadi Lane Hogger di Lajur Kanan Jalan Tol

"Bahan bakar dicampur malah merugikan, karena kandungan bahan tambah atau adiktif setiap bahan bakar tentu berbeda sesuai dengan spesifikasi bahan bakar." kata Dwi kepada Kompas.com belum lama ini.

Dwi menambahkan, perilaku mencampur bahan bakar berbeda spesifikasi justru akan mengurangi kualitas bahan bakar yang memiliki RON lebih tinggi.

Mengisi bensin sesuai dengan spek kendaraan agar mesin tetap awetKompasOtomotif Mengisi bensin sesuai dengan spek kendaraan agar mesin tetap awet

Tiap mesin kendaraan motor memiliki nilai kompresi yang berbeda. Sehingga, semakin sering mengganti bahan bakar untuk motor, maka mesin kendaraan Anda akan semakin sering melakukan penyesuaian kompresi.

Setiap jenis bahan bakar terdiri dari susunan yang sama di atas rantai hidrokarbon. Sehingga, sebaiknya pemilik kendaraan perlu mengisi jenis bahan bakar secara konsisten.

Baca juga: 13 Truk ODOL Terjaring Penegakan Hukum di Tol Jakarta-Cikampek

Sementara itu Wahyudin, Kepala Mekanik AHASS DAM, mengatakan, penggunaan bahan bakar harus sesuai dengan spesifikasi mesin, karena berhubungan dengan emisi gas buang.

"Semakin tinggi oktan, maka akan semakin sedikit emisi gas buang yang dihasilkan. Ketidaksesuaian penggunaan bahan bakar pada mesin bisa mengakibatkan tarikan menjadi tersendat, kurang tenaga, atau mengelitik," kata Wahyu.

Wahyu menambahkan, jika motor diisi dengan bahan bakar yang RON-nya terlalu rendah, maka performa mesin seperti tertahan alias kurang tenaga. Sedangkan jika RON terlalu tinggi, bisa membuat mesin mengelitik dan temperatur mesin juga meningkat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com