JAKARTA, KOMPAS.com - PT Transjakarta resmi menghentikan sementara operasional 229 bus imbas dua kecelakaan yang terjadi pada Kamis dan Jumat (2-3/12/2021). Adapun dari jumlah tersebut, 119 unit berasal dari operator Steady Safe dan sisanya 110 unit dari Mayasari Bhakti.
Namun, yang mengejutkan, insiden yang dialami armada transportasi umum perkotaan di DKI ini ternyata cukup banyak. Berdasarkan data, dari Januari sampai Oktober 2021 terjadi 502 kecelakaan yang dialami bus transjakarta.
Hal tersebut diungkapkan Direktur Utama PT Transjakarta Yama Aditya. Bahkan, dijelaskan mayoritas disebabkan bus yang menabrak obyek tertentu atau kecelakaan tunggal sebanyak 88 persen, sisanya 12 persen bus diserempet atau ditabrak kendaraan lain.
"Ini (data kecelakaan) belum termasuk yang kemarin di bulan November," ucap Yana dalam rapat kerja bersama Komisi B DPRD DKI Jakarta, yang disitat dari Megapolitan.Kompas.com, Senin (6/12/2021).
Baca juga: Belajar dari Kejadian Transjakarta Tabrak Pos Polisi, Jangan Simpan Barang di Ruang Kaki Sopir
Meski angkanya cukup besar bagi sebuah transportasi umum perkotaan yang melayani masyarakat setiap hari, Yana mengeklaim secara umum trennya menurun.
Pada Januari 2021, ada 75 kecelakaan, di Februari menjadi 63 kecelakaan, 72 kasus di Maret, 55 di April, 54 di Mei, 48 kecelakaan di Juni, 44 di Juli, 22 kasus di Agustus, 42 di September, dan 27 insiden di Oktober.
Sementara untuk kecelakaan paling banyak, melibatkan bus yang dimiliki PPD sebesar 34 persen. Setelah itu Mayasari 32 persen, Steady Safe 16 persen, 13 persen Kopaja, Transwadaya 3 persen, 1 persen Pahala Kencana, dan Bianglala 1 persen.
Hal ini cukup miris karena bicara soal kecelakaan transportsi umum di darat tak hanya mengancam nyawa penumpang, tetapi juga pengguna jalan lain. Apalagi, melihat dari beberapa kasus disebabkan keteledoran pengemudinya.
Baca juga: Nasib Perpanjangan Diskon PPnBM Mobil Baru pada 2022
Terkait masalah ini, perusahaan juga sudah menggandeng Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) untuk melakukan audit pada semua sektor operasional. Mulai dari sopir yang bertugas, jalanan, sampai kesiapan armada yang dioperasikan.
Menurut Kepala Bagian Humas Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) Budi Rahardjo, upaya investigasi wajib dilakukan mengingat kecenderungan tingginya angka kecelakaan yang dialami armada transjakarta.
"Hal ini mengingat peristiwa kecelakaan transportasi khususnya menyangkut angkutan umum massal tidak pernah disebabkan karena satu faktor, pasti multifaktor dan hal itu hanya bisa diungkap dengan investigasi secara menyeluruh," ucap Budi saat dihubungi Kompas.com, Senin (6/12/2021).
Baca juga: Pengendara Motor Terobos Palang Pelintasan KA Berujung Pengeroyokan
"Transjakarta dan Pemprov DKI nantinya diminta dapat menindaklanjuti semua hasil investigasi KNKT dengan pembenahan-pembenahan yang tuntas. Penegakan keselamatan secara langsung berpengaruh terhadap kepercayaan publik terhadap layanan angkutan umum massal seperti transjakarta," lanjutnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.