JAKARTA, KOMPAS.com - Bus merupakan alat transportasi yang masih diandalkan sebagian orang. Model bus pun beragam, mulai dari micro bus, medium bus, sampai bus besar (big bus).
Bus besar sendiri terbagi lagi menjadi beberapa jenis, seperti single deck dan double deck (tingkat). Biasanya untuk single deck, terdapat dua pilihan posisi mesin, yakni mesin depan atau belakang.
Untuk saat ini, bus yang melayani rute antar kota antar provinsi (AKAP) biasanya mengandalkan sasis bus besar mesin belakang. Sedangkan untuk bus besar mesin depan, masih bisa ditemui di bus-bus antar kota dengan rute yang relatif lebih dekat.
Baca juga: Mengapa Rem Tromol Sepeda Motor Bunyi Mendecit?
Jika dibandingkan, apa saja kelebihan dari masing-masing posisi mesin bus, baik di depan maupun belakang?
Prasetyo Adi, Deputy GM Product Division PT Hino Motors Sales Indonesia (HMSI) mengatakan, posisi mesin bus yang ada di depan atau belakang merupakan sebuah perkembangan teknologi. Awalnya, posisi mesin bus kebanyakan ada di depan, seiring berkembangnya teknologi, bus dengan mesin belakang muncul.
"Keunggulan dari bus bermesin depan adalah dapat cepat mengetahui apabila ada masalah pada area mesin," ucap Prasetyo kepada Kompas.com, Selasa (30/11/2021).
Baca juga: Bahaya, Bahu Jalan Tol Jangan Dipakai untuk Menyalip
Hal ini dikarenakan bus mesin depan posisi mesinnya tepat dj sebelah pengemudi dan aksesnya di dalam kabin. Selain mudah deteksi jika ada kerusakan, harga dari sasis bus mesin depan lebih murah dibanding bus dengan mesin belakang.
Namun tentunya dengan posisi mesin yang ada di kabin, suara dan getarannya lebih terasa oleh penumpang. Selain itu, karena posisi mesin yang ada di kabin, bus mesin depan tidak leluasa untuk persoalan desain kabin.
"Untuk bus mesin belakang, keunggulannya adalah suara mesin dan getarannya lebih rendah karena posisinya yang ada di luar kabin," kata Prasetyo.
Kemudian untuk maintenance atau perawatan, bus mesin belakang lebih mudah karena punya ruangan sendiri. Jadi perawatan mesin bus tidak mengganggu kabin.
"Lebih mudah juga untuk desain interior bus karena mesin tidak mengganggu area kabin," ucapnya.
Namun perlu diingat, sasis bus dengan mesin belakang biasanya lebih mahal dibanding mesin depan. Misalnya saja untuk sasis Hino AK yang mesinnya di depan lebih murah sekitar Rp 100 juta sampai Rp 200 juta dengan Hino RK yang posisi mesinnya di belakang.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.