Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Keuntungan Blokir STNK Mobil yang Sudah Dijual

Kompas.com - 23/11/2021, 09:12 WIB
Arif Nugrahadi,
Aditya Maulana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Proses jual beli kendaraan bisa dilakukan oleh siapa saja dan kapan saja. Apalagi dengan teknologi yang sudah modern, jual beli juga dapat secara daring.

Namun, setelah melakukan transaksi jual beli mobil terutama mobil bekas, pemilik kendaraan lama sebaiknya melakukan pemblokiran terhadap kendaraan yang sudah dijual.

Baca juga: Berlaku Saat Libur Nataru, Ini Aturan Berkendara Selama PPKM Level 3

Terlebih lagi bagi warga yang tinggal di daerah yang sudah menerapkan pajak progresif untuk kepemilikan kendaraan bermotor, seperti DKI Jakarta.

Pasalnya, jika pemblokiran tidak segera dilakukan maka bukan tidak mungkin akan terkena pajak progresif jika memiliki motor baru lagi.

Layanan Lapor Jual Kendaraan Secara OnlineKOMPAS.com/Ruly Layanan Lapor Jual Kendaraan Secara Online

Humas Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) DKI Jakarta Herlina Ayu mengatakan, ada keuntungan yang bisa didapatkan pemilik kendaraan yang melakukan pemblokiran STNK setelah kendaraan berpindah tangan.

“Keuntungan yang pertama adalah pemilik kendaraan akan terhindar dari pajak progresif yang sudah berlaku,” ucap Herlina kepada Kompas.com belum lama ini.

Baca juga: WSBK Baru Rampung, MGPA Langsung Bersiap buat MotoGP 2022

Penerapan besaran pajak progresif di tiap daerah berbeda-beda. Di Jakarta, aturan pajak progresif dimuat dalam Peraturan Daerah Provinsi DKI Jakarta Nomor 2 Tahun 2015 Tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 2010 Tentang Pajak Kendaraan Bermotor.

Dalam aturan tersebut dijelaskan bahwa tarif pajak progresif berlaku bagi pemilik kendaraan atas nama dan alamat yang sama untuk satu jenis kendaraan.

Blokir STNK Secara Onlineist Blokir STNK Secara Online

Berikut ini tarif pajak progresif untuk wilayah DKI Jakarta berdasarkan Perda Provinsi DKI Jakarta Nomor 22 Tahun 2015:

Urutan Kepemilikan Tarif Pajak
- Kendaraan Pertama 2 persen
- Kendaraan Kedua 2,5 persen
- Kendaraan Ketiga 3 persen
- Kendaraan Keempat 3,5 persen
- Kendaraan Kelima 4 persen dan seterusnya naik 0,5 persen untuk kendaraan selanjutnya.

Baca juga: Lebih Lengkap tapi Lebih Mahal, Veloz Bakal Senggol Pasar Rush?

“Oleh sebab itu, kami selalu mengimbau kepada seluruh warga DKI Jakarta agar melakukan pemblokiran STNK jika kendaraan sudah dijual, agar tidak dikenakan tarif pajak progresi,” kata dia.

Herlina juga mengatakan, untuk melakukan pemblokiran pemilik kendaraan juga tidak perlu datang ke kantor Sistem Manunggal Satu Atap (Samsat). Tetapi bisa dilakukan secara online melalui https://pajakonline.jakarta.go.id.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com